Apakah Puasa Tingkatkan Risiko Covid-19?

May 12, 2020 | Iman

Puasa

Bulan Ramadhan merupakan momen suci umat muslim. Pada bulan tersebut mereka diwajibkan menahan lapar dan haus 14 jam lamanya setiap hari. 

Bagi mereka yang sehat pasti puasa bukan suatu masalah. Tubuh mereka dapat beradaptasi karena tubuh masih berfungsi sebagaimana mestinya. Sayangnya puasa bisa menjadi penghalang bagi pasien yang mengidap penyakit tertentu. Lantas apakah mereka lebih rentan terhadap Covid-19 ketika berpuasa? 

Hingga kini belum ada penelitian tentang apakah puasa mengarah pada melemahnya sistem kekebalan tubuh yang membuatnya rentan terhadap corona. Namun, ilmuwan masih terus mencari keabsahan akan pertanyaan ini. 

Kenali Kondisi Diri

Dalam beberapa kasus penyakit, seseorang perlu konsultasi terlebih dahulu sebelum mentolerir dirinya berpuasa. Studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter, pada akhirnya merekalah yang dapat menilai apakah seseorang terlalu lemah atau berisiko ketika puasa.

Lansia, orang sakit, wanita hamil dan pengembara secara aturan dibebaskan dari puasa. Wanita yang menyusui atau menstruasi dan anak-anak sebelum pubertas juga termasuk dalam kelompok ini yang tidak berkewajiban berpuasa penuh selama bulan Ramadhan.

Orang yang sakit kronis, misalnya, membutuhkan energi untuk melawan penyakit apa pun yang mereka miliki. WHO, Anda semestinya memahami ruang-ruang itu dan kenali batas diri. 

YesDok Ads

Tidak Semua Puasa itu Sama

Berpuasa selama bulan Ramadhan berbeda dari upaya seperti penurunan berat badan. Pada puasa Ramadhan umat Islam seperti memurnikan tubuh atau detoksifikasi. Mereka diminta menahan lapar sejak sebelum fajar bingga matahari terbenam.

Puasa pada rentan waktu tersebut seharusnya dilakukan pada orang yang benar-benar sehat. WHO juga tidak melihat risiko dan bahaya khusus dari puasa atau kebutuhan akan pembatasan apa pun selama anjuran tersebut tidak dilanggar. 

Memperhatikan Tenggorokan

Para peneliti dan dokter sekarang tahu bahwa corona dapat menetap di tenggorokan dan berkembang biak. Virus-virus tersebut kemudian dapat menyebar lebih jauh melalui infeksi tetesan bersin atau batuk.

Banyak minum karenanya merupakan rekomendasi yang diberikan banyak dokter pada krisis corona, dengan ini diharapkan mampu mempersulit virus untuk berkembang biak. Namun terkait puasa sebaiknya ikuti anjuran dokter mengenai apakah diperbolehkan atau dilarang. 

(Foto: insider.com)

YesDok Ads