Andalkan Kecerdasan Buatan, Bisa Deteksi Depresi Lewat Suara

July 17, 2019 | Helmi

Depresi menjadi masalah yang menimpa banyak orang di berbagai belahan dunia. Persoalan terkait depresi tidak bisa disepelekan begitu saja. Sudah banyak kasus terjadi yang bermula dari depresi dan berujung pada kematian akibat bunuh diri.

Depresi membuat kehilangan minat pada aktivitas dan masalah emosional dan fisik lainnya. Menurut National Institute of Mental Health, pada tahun 2017 di Amerika Serikat, tercatat hingga 17,3 juta orang dewasa atau 7,1 persen dari semua orang dewasa di negara itu diperkirakan memiliki masalah depresi.

Kondisi mental mempengaruhi siapa saja mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Bahkan bintang dan artis Hollywood berjuang melawan depresi, termasuk Adele, Beyonce, Cara Delevingne, Gwyneth Paltrow, Jim Carrey, J.K. Rowling, Lady Gaga, dan Miley Cyrus.

Perkiraan menunjukkan bahwa hingga satu juta orang bunuh diri setiap tahun di seluruh dunia karena depresi. Chester Bennington dari Linkin Park adalah salah satu korban penyakit mental semacam ini.

Setelah kematian Chester, keluarganya mencoba untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi dan betapa sulitnya untuk melihat tanda-tanda sebelum menjadi parah. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa beberapa orang dengan depresi mengalami kesulitan atau menolak untuk didiagnosis. Ini menyulitkan penyedia layanan kesehatan untuk menawarkan perawatan.

Untuk itu, para peneliti dari University of Alberta mengembangkan alat berbasis kecerdasan buatan baru yang dapat secara akurat mendeteksi suasana hati yang merasa tertekan dengan cara merekam suara orang tersebut.

YesDok Ads

Teknologi ini menggunakan data sebelumnya bahwa suara itu membagikan informasi tentang suasana hati seseorang. Para peneliti menggunakan set data patokan standar dan algoritma AI baru untuk mengenali depresi dengan menganalisis isyarat akustik.

"Skenario yang realistis adalah membuat orang menggunakan aplikasi yang akan mengumpulkan sampel suara saat mereka berbicara secara alami," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan. "Aplikasi tersebut, yang berjalan di ponsel pengguna, akan mengenali dan melacak indikator suasana hati, seperti depresi. Sama seperti Anda memiliki penghitung langkah di ponsel Anda, Anda bisa memiliki indikator depresi berdasarkan suara Anda saat Anda menggunakan ponsel."

Tim berharap alat mereka akan segera mendukung penyedia layanan kesehatan dalam mendiagnosis depresi dan merawat pasien.

(Foto: meralozturk.com)

 

YesDok Ads