Hipertensi atau tekanan darah tinggi bukan hanya menyerang orang dewasa saja, melainkan bisa terjadi pada anak-anak.
Sementara obesitas (kegemukan) dan pola hidup kurang sehat anak menjadi faktor risiko anak mengalami penyakit hipertensi.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, secara umum kejadian hipertensi pada anak berkisar 1 - 2%. Bahkan sebuah penelitian terhadap 5100 anak sekolah mendapatkan kejadian hipertensi sebesar 4,5%.
Peningkatan obesitas atau kegemukan pada anak terjadi karena prilaku kurang sehat, seperti:
Apa pengaruh hipertensi pada anak?
Hipertensi pada anak bisa meningkatkan gangguan kesehatan kardiovaskular pada masa dewasa nanti, karena adanya pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).
Anak dengan hipertensi memiliki risiko hampir 4 kali lebih besar untuk menderita hipertensi pada masa dewasa, dibandingkan dengan anak normal (tidak hipertensi).
Gejala Hipertensi pada anak
Pada bayi baru lahir:
Pada anak lebih besar:
Gejala hipertensi lainnya yang bisa dirasakan anak seperti penglihatan mendadak kabur, mimisan, nyeri dada, hingga kenaikan berat badan yang tidak normal.
"Anak usia 3 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan tekanan darah, setidaknya setahun sekali sebagai tindakan pencegahan hipertensi pada anak," ujar dr. Deasy Fiasry, Sp.A, Dokter Spesialis Anak.
COPYRIGHT ©2023 ALL RIGHTS RESERVED BY YesDok