Anak Kecanduan Gadget dan Games? Waspadai Akibatnya!

March 28, 2019 | Dina

Perkembangan teknologi, melahirkan banyak sekali perangkat ekeltronik yang murah dan mudah didapatkan. Tentu, salah satu yang tidak bisa lepas dari masyarakat urban adalah gadget. Keberadaan gadget rupanya tidak hanya mencandu para orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

Sebuah survei oleh Common Sense Media di Philadelphia mengungkapkan bahwa anak-anak mulai usia 4 tahun sudah punya gadget sendiri tanpa pengawasan orang tua. Survei ini diisi oleh 350 orang tua keturunan Afrika-Amerika yang kebanyakan memiliki pendapatan rendah. Mereka mengisi pertanyaan saat sedang mengunjungi Einstein Medical Center di Philadelphia.

70 persen orang tua mengaku memang mengizinkan anak-anak mereka yang usianya 6 bulan sampai 4 tahun bermain perangkat mobile ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, serta 65 persen melakukan hal yang sama untuk menenangkan si anak saat berada di tempat umum. Lalu satu perempat orang tua mengaku meninggalkan anak-anak mereka sendiri dengan gadget saat menjelang tidur, padahal layar terang sebetulnya mengganggu tidur.

Perlu orang tua ketahui, candu akan gadget beserta perangkat lunak, seperti aplikasi atau games online akan menimbulkan akibat yang perlu diwaspadai untuk Si Kecil. Bahkan, Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengklasifikasikan kecanduan bermain game sebagai salah satu gangguan mental. Berdasarkan dokumen klasifikasi penyakit internasional ke-11 (Internatioal Classified Disease/ICD) yang dikeluarkan WHO, gangguan ini dinamai gaming disorder. 

Gaming disorder oleh WHO digambarkan sebagai perilaku bermain game dengan gigih dan berulang, sehingga menyampingkan kepentingan hidup lainnya. Adapun gejalanya bisa ditandai dengan tiga perilaku.

Pertama dan terutama, pengidap gangguan gaming disorder akan bermain game secara berlebihan, baik dari segi frekuensi, durasi, maupun intensitas. Gejala kedua, pengidap gaming disorder juga lebih memprioritaskan bermain game. Hingga akhirnya muncul gejala ketiga, yakni tetap melanjutkan permainan meskipun pengidap sadar jika gejala atau dampak negatif pada tubuh mulai muncul.

Kurangnya jam tidur ketika pengidap bermain game online juga menjadi pemicu utama dirinya rentan terhadap penyakit. Selain itu, bermain game online secara terus menerus menyebabkan mood seseorang menjadi lebih labil. Lebih parahnya lagi, seseorang yang tidak bisa mengontrol durasinya untuk bermain game dapat meninggal dunia karena kelelahan bermain game.

Berdasarkan arahan dari WHO, penyembuhan gangguan gaming disorder harus dilakukan selama kurang lebih 12 bulan melalui arahan psikiater. Namun, jika gangguan yang terjadi sudah sangat parah, pengobatan bisa saja berlangsung lebih lama.

Lantas Bagaimana Cara Orangtua Menghentikannya?

YesDok Ads

Orang tua adalah sosok yang harus dapat merangkul dan memproteksi anak-anaknya dari berbagai hal negatif, termasuk candu gadget dan games online.

Pertama, ajaklah anak bercakap-cakap dan berkomunikasi lebih sering. Membahas mengenai banyak hal di luar game dan internet. Momen yang tepat untuk melalukan ini adalah saat makan malam bersama, atau di akhir pekan. Buat aturan agar saat jam makan malam, semua anggota harus hadir di meja makan.

Kedua, orang tua juga dapat menerapkan akses internet yang sehat di rumah dengan cara membatasi jaringan Wi-Fi pada waktu tertentu.

Ketiga, buat persetujuan dengan seluruh anggota keluarga: 30 menit sebelum masuk waktu tidur, semua perangkat elektronik harus dimatikan. Hal ini penting agar anak dapat tidur nyenyak tanpa gangguan, sekaligus melatih anak disiplin.

Terakhir, jika anak terus menunjukkan pemberontakannya dan nampak tak punya kesadaran untuk melakukan apa yang telah Anda putuskan demi kebaikannya, maka Anda dapat mengambil langkah terakhir.

Amankan atau sembunyikan perangkat game dari jangkauan anak hingga batas waktu yang menurut Anda tepat. Misalnya, satu atau dua minggu. Atau bisa juga Anda mengamankan perangkat game mereka pada hari-hari sekolah dan hanya mengeluarkannya pada akhir pekan atau hari libur.

Jangan lupa untuk selalu mendampingi anak ketika mereka bermain, agar orangtua  juga dapat mengetahui, apa yang sebenarnya membuat anak kecanduan main games itu. Dan jangan gunakan games sebagai pengalih perhatian anak agar mereka tidak mengganggu Anda bekerja atau menyelesaikan pekerjaan rumah.

Menyembuhkan anak dari kecanduan game mungkin akan menyita banyak waktu dan perhatian Anda. Namun dengan keyakinan dan cinta kasih pasti upaya Anda akan berhasil!

sumber foto: Schoolzone

YesDok Ads

Tag Terkait