Amankah Menggunakan Headphone Terlalu Lama?

January 07, 2020 | Iman

Perempuan dengan headphone

Apakah Anda seorang penikmat musik, atau juga seorang pemain gim? Maka tidak heran jika headphone terpasang di telinga Anda, agar mendengar musik atau suara yang lebih jelas untuk waktu yang lama. Namun tahukah Anda jika terlalu lama menggunakan headphone membuat Anda rentan terhadap masalah pendengaran.

Dilansir Times of India, menurut konsultan sekaligus ahli bedah THT Girish Anand menyebut jika mendengarkan musik keras melalui headphone dapat mengganggu pendengaran dan tinitus. Ada pula penelitian global yang memperkuat efek buruk headphone pada kemampuan mendengar, terutama anak-anak.

“Ini lebih berkaitan dengan volume yang Anda dengarkan dari alat itu sendiri. Tergantung pada berapa lama Anda mendengarkan, seberapa keras Anda mendengarkan dan seberapa sering Anda mendengarkan,” kata Anand.

Konsultan Senior THT di Columbia Asia Hospital Hebbal, Santosh. S menambahkan, “Tinitus adalah gejala kerusakan saraf di telinga. Ketika earphone dicolokkan, suara mencapai telinga dan mengenai gendang telinga karena penutupan kompartemen telinga. Penggunaan headphone masih lebih baik dibandingkan dengan earphone.”

Meskipun ada kecenderungan lebih baik dengan headphone, idealnya Anda tetap harus menghindari menggunakan headphone dan earphone terlalu sering. Jika saraf telinga Anda rusak secara permanen tentu akan sulit diatasi.

Tinitus yang tidak segera diidentifikasi secara dini dapat menyebabkan suara permanen di telinga yang mengganggu. Dalam kasus yang parah, beberapa orang seperti merasa ingin bunuh diri akibat suara yang mengganggu.

Apa yang lebih aman untuk digunakan?

1. Bertelepon masih lebih baik daripada penggunaan headphone ataupun earphone yang masuk langsung ke telinga.

YesDok Ads

2. Gunakan headphone jenis Noise Cancellation untuk meredam suara luar masuk ke dalam.

3. Gunakan headphone secara longgar di telinga untuk mengurangi tekanan suara.

Pencegahan tinitus

Tinitus adalah keadaan di mana berdering, berdesir, atau jenis suara yang berasal di telinga atau kepala. Gejala yang lebih parah dapat menyebabkan kecemasan, depresi, mudah marah, stres, dan kadang-kadang membutuhkan konsultasi psikiatris. 

Tinitus dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, tumor kepala dan leher, penyumbatan di pembuluh leher, neuroma akustik (tumor di area otak dengan masalah pendengaran dan keseimbangan), gangguan tiroid, otosklerosis yang melibatkan tulang telinga, penyakit Ménière (telinga bagian dalam) gangguan yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran)

Untuk menghindari tinitus, para ahli merekomendasikan agar Anda mengelola stress, menghindari paparan suara yang keras, mengurangi asupan kafein dan nikotin, rutin cek tekanan darah, tiroid dan penyakit lain yang mendasarinya.

(Foto: arrow.com)

YesDok Ads