Stress Saat Kehamilan Bisa Picu Kelahiran Prematur

October 25, 2019 | Helmi

Efek stres ternyata dapat menyebabkan perubahan selama kehamilan. Para peneliti menemukan bahwa hal itu dapat meningkatkan risiko keguguran saat hamil, atau menyebabkan lebih banyak bayi perempuan dilahirkan pada masa-masa yang penuh tekanan.

Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal PNAS, menyoroti dampak stres fisik dan psikologis pada bayi saat dalam kandungan. Para peneliti menganalisis kesehatan dan gaya hidup 187 wanita hamil, berusia 18 hingga 45 tahun.

Hampir 17 persen dari peserta melaporkan tingginya tingkat depresi, kecemasan dan stres yang dirasakan, sementara 16 persen mengalami stres fisik, seperti tekanan darah tinggi setiap hari dan asupan kalori yang lebih besar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil memiliki peluang lebih rendah untuk memiliki anak laki-laki ketika mengalami stres fisik atau psikologis. Lebih banyak anak perempuan dilahirkan selama penelitian, dengan rasio pria-wanita 4: 9 untuk ibu yang mengalami stres fisik dan 2: 3 untuk kelompok yang mengalami tekanan psikologis.

YesDok Ads

"Penelitian telah menunjukkan bahwa laki-laki lebih rentan terhadap lingkungan prenatal yang merugikan, menunjukkan bahwa perempuan yang sangat stres mungkin lebih kecil untuk melahirkan laki-laki karena kehilangan kehamilan laki-laki sebelumnya, seringkali tanpa mengetahui bahwa mereka hamil," ujar Catherine Monk, pemimpin peneliti dan profesor psikologi medis di Columbia University Vagelos Sekolah Tinggi Dokter dan Ahli Bedah.

Efek stres pada wanita hamil juga meningkatkan risiko kelahiran prematur dan perkembangan sistem saraf pusat yang lebih lambat pada bayi. Para peneliti juga menemukan bahwa wanita yang mengalami stres psikologis memiliki lebih banyak komplikasi kelahiran daripada ibu yang mengalami stres fisik.

Dukungan sosial dapat memainkan peran penting selama kehamilan. Tim peneliti mengatakan para wanita yang menerima dukungan dari keluarga dan teman-teman mereka selama masa-masa stres dapat melahirkan bayi laki-laki yang sehat.

(Foto: Sanford Health News)

YesDok Ads