WHO Sebut Varian Delta COVID-19 Akan Dominan Secara Global

June 23, 2021 | Iman

Varian Delta

Varian Delta dari virus corona pertama kali diidentifikasi di India, WHO menyebut varian ini akan dominan secara global.

Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan juga menuturkan kekecewaan atas kegagalan kandidat vaksin COVID-19 CureVac dalam uji coba untuk memenuhi standar kemanjuran WHO, khususnya karena varian terbaru yang sangat mudah menular meningkatkan kebutuhan akan suntikan vaksin baru yang efektif.

Sebelumnya Inggris telah melaporkan peningkatan tajam dalam infeksi dengan varian Delta, sementara otoritas kesehatan masyarakat Jerman memperkirakan varian delta akan dengan cepat menjadi varian dominan di sana meskipun tingkat vaksinasi meningkat.

"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," kata Soumya.

Sementara itu vaksin CureVac yang dibuat oleh perusahaan dari Jerman melaporkan bahwa vaksinnya terbukti hanya efektif 47 persen dalam mencegah penyakit, jauh dari patokan WHO yaitu 50 persen.

YesDok Ads

Mengingat bahwa vaksin mRNA serupa dari Pfizer-BioNTech dan Moderna mencatat tingkat kemanjuran yang mencapai 90 persen, Soumya mengatakan bahwa dunia telah mengharapkan lebih banyak kandidat vaksin lainnya.

Ia juga mengatakan bahwa Afrika tetap menjadi area yang menjadi perhatian, meskipun hanya menyumbang sekitar 5 persen dari infeksi global baru dan 2 persen kematian.

“Kasus baru di Namibia, Sierra Leone, Liberia, dan Rwanda telah berlipat ganda dalam seminggu terakhir,” ucap kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan.

"Sementara akses vaksin tetap sangat kecil. Ini sangat memprihatinkan, populasi Afrika sangat rentan, tidak terlindungi oleh vaksin,” tambah Mike. 

(Foto : pixabay)

YesDok Ads