Trauma Setelah Diselingkuhi, Bisa Sebabkan 4 Hal Ini

September 27, 2022 | Claudia

Trauma Setelah Diselingkuhi

Kasus perselingkuhan kerap memicu timbulnya trauma pada korban atau seseorang yang diselingkuhi. Kondisi trauma setelah diselingkuhi ini merupakan hasil dari Post Infidelity Stress Disorder (PISD).

Perselingkuhan bisa berdampak sangat besar pada kondisi mental bahkan fisik seseorang. Anda bisa jadi mengalami PISD atau trauma setelah diselingkuhi, jika Anda mengalami sejumlah gejala atau tanda-tanda berikut ini:

Sering alami mimpi buruk

Trauma setelah diselingkuhi atau PISD bisa menyebabkan seseorang kerap mengalami mimpi buruk. Ingatan atau memori yang buruk terhadap perselingkuhan bisa memicu seseorang untuk mendapatkan mimpi buruk saat tidur.

Saat seseorang terlalu sering memikirkan suatu hal atau sumber dari rasa sakit yang tengah dialami, termasuk memikirkan tentang perselingkuhan yang menimpa dirinya, ini bisa memicu seseorang untuk mendapatkan mimpi buruk dalam tidurnya. Mimpi buruk bisa sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang, jika terus dibiarkan, ini bahkan bisa menjadi ancaman untuk kesehatan fisik.

Sulit berpikir jernih

Dalam keadaan trauma atau PISD akibat diselingkuhi, seseorang akan kesulitan untuk bisa berpikir dengan jernih. Ini terjadi ketika otak mengalami penghambatan pikiran, perasaan, dan aktivitas.

Jika terus dibiarkan, ini bisa mengganggu aktivitas dan bahkan pekerjaan sehari-hari. Segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater jika Anda mulai mengalami hal-hal yang mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.

Menarik diri dari hubungan dan aktivitas sosial

Seseorang yang mengalami trauma setelah diselingkuhi, juga dapat menarik diri dari segala hubungan dan aktivitas sosial. Rasa rendah diri, atau bahkan kelelahan ekstrem, baik secara fisik maupun emosional, membuat seseorang menjadi enggan untuk bergaul dengan orang lain. Akhirnya, ia memilih untuk mengucilkan diri dari lingkungan sekitar.

Hal ini dilakukan oleh penderita PISD untuk melindungi dirinya sendiri dari sesuatu yang dapat menyakitinya lagi, terutama secara emosional.

Mengingat kenangan secara berlebihan

Saat mengakhiri hubungan dengan seseorang, mengingat-ingat kembali kenangan dengan dirinya memang hal yang wajar, namun jika hal ini dilakukan secara berlebihan, maka sebaiknya jangan dibiarkan. 

Mengingat-ingat memori atau kenangan sebelum terjadinya perselingkuhan, atau bahkan saat perselingkuhan itu terjadi, hanya akan membuat seseorang terus berjuang merasakan sakit.

Trauma yang terus dibiarkan ini bisa memberi efek emosional, seperti merasa rendah diri, dan bahkan menganggap diri sudah “gila”. Trauma ini tidak bisa dibiarkan, karena dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

YesDok Ads