Studi: Semakin Sering Membuka Sosial Media Bikin Emosi Negatif Meningkat

January 22, 2021 | Helmi

social media

Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi orang-orang dari segala usia, mulai dari remaja hingga orang tua. Bahkan di antara mereka yang berusia 65 ke atas, sebanyak 46% menggunakan Facebook.

Pew Research Center memperkirakan bahwa 72% publik Amerika menggunakan media sosial dalam beberapa bentuk. Meskipun memungkinkan orang untuk membangun koneksi dengan cara yang tidak mungkin dilakukan secara offline, jaringan sosial mengubah cara kita berhubungan dengan sesama.

Dengan tidak adanya pertemuan langsung selama pandemi, tetap terhubung secara online menjadi lebih penting dan jauh lebih umum pada tahun 2020.

Sebanyak 51% orang di AS menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial tahun ini daripada sebelumnya.

Derrick Wirtz, PhD, seorang profesor pengajaran psikologi di University of British Columbia di Okanagan, Kanada, menerbitkan sebuah penelitian dalam Journal of Happiness Studies bulan Agustus ini

Dr. Wirtz meneliti bagaimana orang menggunakan tiga platform terbesar: Facebook, Twitter dan Instagram.

Studi ini meringkas penggunaan media sosial menjadi empat komponen utama: menonton feed, mengirim pesan, memposting pembaruan, dan membaca berita dunia.

Sejauh ini, memeriksa feed utama adalah aktivitas yang paling umum, dengan banyak pengguna yang tidak mau repot-repot memposting atau mengirim pesan sama sekali.

YesDok Ads

Studi tersebut menemukan bahwa semakin banyak orang menggunakan salah satu platform ini, semakin buruk emosi mereka sesudahnya.

Dr. Wirtz mengatakan dalam rilis persnya, "Semakin banyak responden yang baru-baru ini menggunakan situs ini, baik secara agregat atau secara individual, semakin banyak efek negatif yang mereka laporkan ketika mereka menanggapi survei kami yang dilakukan secara acak selama periode 10 hari."

Ia percaya bahwa alasannya adalah kontak pasif. Orang-orang melihat dengan penuh kerinduan pada kehidupan orang lain dan merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.

Internet bahkan memunculkan nama untuk fenomena ini: FOMO, atau rasa takut ketinggalan sesuatu yang menarik di media sosial.

Menjadi aktif bisa menjadi kunci penggunaan media sosial yang sehat. Dengan memposting dan terlibat langsung dengan orang lain, Anda dapat merasakan beberapa manfaat interaksi secara langsung. Jika orang membentuk dan mempertahankan koneksi langsung.

“Dampak negatif dari penggunaan media sosial dapat dikurangi - dan situs jejaring sosial bahkan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan kita," ujar Dr. Writz.

Dr Wirtz mengatakan pandemi telah menambah lebih banyak alasan bagi media sosial untuk merusak kebahagiaan.

“Perlunya melihat dan mendengar teman dan keluarga hanya melalui media sosial karena COVID-19 mungkin berfungsi sebagai pengingat akan hilangnya kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama," pungkas Writz.

YesDok Ads