Studi: Obesitas Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

December 03, 2019 | Helmi

Obesitas memiliki efek yang jauh lebih berbahaya daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sebuah studi baru menemukan bahwa terlalu banyak kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan otak.

Para peneliti menemukan hubungan antara obesitas dan materi putih di otak. Orang gemuk mengalami perubahan dalam corpus callosum dan daerah tengah orbitofrontal gyrus di otak mereka.

Area-area itu memainkan peran kunci dalam nafsu makan, emosi dan kognisi. Perubahan yang dipicu oleh obesitas secara negatif mempengaruhi bagaimana otak menua dan mengendalikan nafsu makan orang.

Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa obesitas memicu peradangan pada tubuh, yang bergerak ke otak. Temuan ini berasal dari analisis pemindaian otak pada 59 remaja yang mengalami obesitas.

Otak orang gemuk muncul dengan biomarker tingkat tinggi yang menandakan peradangan. Mereka juga mengalami peningkatan kadar hormon insulin dan leptin, yang mengontrol rasa lapar dan penyimpanan lemak.

Temuan terbaru menambah bukti yang berkembang tentang bagaimana obesitas memicu serangkaian perubahan dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa obesitas dapat mengubah struktur dan fungsi otak dengan cara yang berbeda.

YesDok Ads

Sebuah penelitian tahun 2014 menemukan kondisi tersebut dapat memicu penyusutan otak. Ini terjadi karena peningkatan peradangan di daerah di luar otak.

Ketika tubuh merespons peradangan itu, otak juga bereaksi, menyebabkan perubahan dalam bagaimana neuron berkomunikasi satu sama lain.

Ulasan lain dari studi pada 2017 menemukan obesitas juga berpengaruh negatif terhadap penuaan. Tetapi para peneliti juga menemukan cara untuk mengurangi efek obesitas pada otak.

Satu studi menunjukkan bahwa pembatasan kalori, olahraga, atau bedah bariatrik dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif pada orang gemuk. Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami bagaimana kelebihan berat badan yang signifikan mempengaruhi otak.

(Foto: Medicalexpress)

YesDok Ads