Studi 21 Negara, Nasi Putih Dikaitkan dengan Diabetes

September 13, 2020 | Iman

Nasi putih

Siapa yang tidak kenal nasi putih. Makanan ini kerap dijadikan makanan pokok khususnya di negara-negara Asia. Karena tingkat konsumsinya yang tinggi, nasi putih mendapatkan reputasi yang buruk karena dianggap sebagai penyebab risiko diabetes.

Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan pada 130.000 orang dewasa, selama 10 tahun di 21 negara juga menunjukkan beberapa hasil yang tidak begitu baik tentang nasi putih. Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi nasi putih dikaitkan dengan risiko tinggi diabetes. Risikonya ternyata lebih umum terjadi di antara populasi Asia Selatan.

Penelitian ini dilakukan secara besar-besaran dan merupakan kerjasama internasional antara peneliti dari berbagai negara, antara lain China, Brazil, India, Amerika Utara dan Selatan, Eropa dan Afrika dan dibawah Population Health Research Institute, Hamilton Health Sciences dan Universitas McMaster Kanada. 

Proses penggilingan dan pemolesan nasi putih dikatakan menghilangkan nutrisi aslinya seperti Vitamin B dan indeks glikemiknl yang tinggi  lsehingga menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Sebuah studi sebelumnya pada tahun 2012 menemukan bahwa setiap tambahan porsi nasi meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen.

Namun, temuan tersebut berbeda tergantung pada negara tempat penelitian. Sebuah studi yang dilakukan pada 45.000 peserta tidak menemukan peningkatan signifikan pada diabetes dengan konsumsi nasi putih. Untuk mengatasi hambatan ini, akhirnya penulis melibatkan 21 negara dalam studi ini.

Orang-orang Asia Selatan ditemukan memiliki kecenderungan genetik terhadap diabetes, karena alasan gaya hidup dan biologis. Untuk memahami data ini, dikaitkan juga temuan dari India, Bangladesh dan Pakistan dibandingkan.

Para partisipan dalam penelitian ini berusia antara 35-70 tahun. Dari 132.372 orang, 6.129 orang mengembangkan diabetes selama sembilan setengah tahun. Konsumsi beras rata-rata 128 mg. Namun konsumsi beras putih tertinggi terlihat di Asia Selatan sebesar 630 gram sehari, disusul Asia Tenggara dan China masing-masing sebesar 238 gram dan 200 gram per hari.

YesDok Ads

Konsumsi beras yang lebih tinggi dikaitkan dengan konsumsi makanan lain yang lebih rendah seperti serat, produk susu dan daging. Ditemukan juga bahwa karbohidrat menyumbang hampir 80 persen kalori yang dikonsumsi di banyak negara Asia Selatan.

Namun seiring waktu, karbohidrat menjadi semakin halus dan halus, proses yang membuatnya kehilangan nutrisi. Perlu digarisbawahi, tidak setiap orang yang makan nasi putih mudah terserang diabetes. Ada peran pada kualitas beras dan apa yang dikonsumsi membuat perbedaan.

China dan India adalah diantara negara terbesar di dunia di mana nasi putih menjadi makanan pokoknya. Tetapi para peneliti menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi nasi putih dan diabetes di China.

Hal ini mungkin karena faktor gaya hidup mereka yang lain. Makanan lain seperti ketan yang dimakan orang Cina juga bisa menjadi alasan perbedaan ini.

Studi menunjukkan bahwa mengganti nasi putih dengan beras merah mentah mampu menurunkan indeks glikemik sebesar 23 persen dan respons insulin puasa sebesar 57 persen orang India Asia yang kelebihan berat badan.

Orang yang mengonsumsi nasi putih sebagai makanan pokok, peningkatan risiko diabetes dapat diturunkan dengan mengganti makanan yang lebih sehat seperti masi merah, kacang-kacangan, serta sayuran hijau.

YesDok Ads