Sadari Gejala dan Tanda Dehidrasi pada Anak Balita

April 23, 2022 | Claudia

Dehidrasi

Dehidrasi bisa terjadi pada siapa, termasuk pada anak yang masih dalam usia balita. Sebagai orang tua, Anda harus lebih tanggap terhadap kondisi anak, apalagi jika si buah hati mengalami dehidrasi. Membiarkan anak terus mengalami dehidrasi, bisa menyebabkannya mengalami komplikasi masalah kesehatan yang serius.

Dehidrasi terjadi ketika lebih banyak cairan keluar dari tubuh dibandingkan cairan yang masuk. Beberapa kasus dehidrasi pada anak terjadi akibat anak yang tidak cukup minum air. Namun, masalah kesehatan seperti diare juga bisa menyebabkan anak mengalami dehidrasi yang cukup parah.

Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko dehidrasi pada balita:

  • Kurang minum air
  • Diare
  • Muntah
  • Infeksi virus, seperti rotavirus, virus Norwalk, dan adenovirus
  • Infeksi bakteri, termasuk Salmonella, Escherichia coli, Campylobacter, dan Clostridium difficile
  • Infeksi parasit, seperti Giardia lamblia atau dikenal dengan giardiasis
  • Demam 
  • Keringat berlebih karena demam atau cuaca panas
  • Mengidap penyakit kronis, termasuk diabetes, gangguan usus, dan penyakit celiac
  • Cuaca panas dan lembap
  • Efek samping obat-obatan

Anda harus menyadari beberapa gejala dehidrasi pada anak, misalnya, anak akan lebih jarang untuk buang air kecil, atau popok yang tetap kering dalam waktu lama. Saat menangis, anak juga tidak mengeluarkan air mata, bibirnya terlihat pecah-pecah, dan mata juga tampak cekung.

YesDok Ads

Apabila anak yang biasanya aktif mendadak jadi lemas dan lesu, maka ini juga harus menjadi perhatian Anda. Periksalah denyut jantung dan ritme pernapasannya, jika berubah menjadi cepat, maka Anda harus waspada akan dehidrasi yang tengah dialami anak Anda.

Jika kondisi anak bertambah parah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

(Foto: abc11.com)

YesDok Ads