Redakan Nyeri pada Syaraf Skiatika Saat Hamil

June 06, 2020 | Aqiyu

nyeri skiatika

Banyak keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil. Keluhan yang dirasakan antar ibu hamil tentu berbeda-beda. Salah satu keluhan yang bisa saja dialami oleh ibu hamil adalah nyeri skiatika. Rasa nyeri skiatika ini terjadi di area punggung bawah, bokong dan menjalar hingga kaki.

Nyeri ini bisa terjadi ketika saraf skiatika tertekan, terjepit dan mengalami peradangan. Selain itu, nyeri skiatika disebabkan pula oleh riwayat cedera tulang belakang. Sebagian ibu hamil yang mengalami ini juga bisa dikarenakan perkembangan kehamilan dan pengaruh hormon.

Saraf skiatika sendiri merupakan saraf terpanjang pada tubuh manusia. Saraf skiatika berukuran lebih besar dari saraf-saraf lainnya, saraf ini bercabang dari sumsum tulang belakang di punggung ke arah bokong hingga kaki. Saraf ini membantu saraf bawah, pada kaki, telapak kaki, dan punggung bawah untuk merasakan sensasi nyeri, suhu, dan tekanan.

Gejala yang biasa dirasakan oleh ibu hamil ketika mengalami nyeri skiatika adalah nyeri seperti tertusuk-tusuk pada punggung lalu menjalar ke hingga kaki. Merasakan kesemutan pada bagian kaki, kejang di kaki, sensasi terbakar dibagian bawah tubuh, kebas di beberapa bagian tubuh, hingga kesulitan hingga berjalan, berdiri, atau duduk.

YesDok Ads

Namun, ibu hamil tidak perlu khawatir, karena nyeri skiatika ini termasuk wajar karena adanya pembesaran janin dalam perut. Berdasarkan hal tersebut, nyeri skiatika ini sering terjadi pada trimester kedua hingga ketiga. Dimana saat masa kehamilan ini, terjadi perubahan pusat gravitasi tubuh ibu hamil, seiring dengan peningkatan berat badan ibu hamil.

Cara mengatasi nyeri ini, ibu hamil bisa meredakannya dengan cara mengompres hangat dan memijat lembut bagian tubuh yang nyeri. Serta melakukan latihan perenggangan tubuh secara rutin. Pada umumnya, nyeri ini akan hilang dengan sendirinya, khususnya setelah melahirkan. Namun bila di masa kehamilan nyeri ini sangat menganggu dan memuat tidak nyaman, ibu hamil dapat berkonsultasi kepada dokter kandungan.

(Foto: healthline)

YesDok Ads