Rambut Rontok hingga Pitak, Awas Penyakit Alopecia Areata

December 16, 2022 | Claudia

Penyakit Alopecia Areata

Penyakit alopecia areata adalah gangguan autoimun yang sering menyebabkan kerontokan rambut yang tidak terduga. Dalam banyak kasus, rambut rontok akibat alopecia areata mengakibatkan kulit kepala membotak dalam ukuran kecil-kecil atau kerap juga disebut pitak. Meski begitu, alopecia areata dapat memengaruhi area kulit kepala yang lebih luas.

Jika rambut rontok hanya terjadi di kulit kepala secara keseluruhan, dokter mendiagnosisnya dengan kondisi alopecia totalis, sementara jika kerontokan rambut terjadi di seluruh tubuh, maka kondisi ini disebut alopecia universalis.

Alopecia dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau bahkan ras. Meski begitu, umumnya penyakit alopecia areata berkembang sebelum seseorang menginjak usia 30 tahun.

Penyebab alopecia areata

Penyakit alopecia areata terjadi ketika sel darah putih menyerang sel-sel di folikel rambut, menyebabkannya menyusut dan kemudian memperlambat produksi rambut. Tidak diketahui secara pasti, apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut.

Faktor genetika diduga terlibat dalam membuat seseorang mengalami penyakit alopecia areata. Ini artinya, jika ada anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat penyakit alopecia areata, maka kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya.

Penelitian lain juga menemukan bahwa banyak orang dengan riwayat keluarga alopecia areata, juga memiliki riwayat pribadi atau keluarga dengan gangguan autoimun lainnya.

Hingga saat ini, sangat sedikit bukti ilmiah yang mendukung anggapan bahwa penyakit alopecia areata disebabkan oleh stres. Kasus stres yang ekstrem berpotensi memicu kondisi tersebut, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyakit alopecia areata lebih disebabkan oleh faktor genetik.

Gejala alopecia areata

Gejala yang paling menonjol dari penyakit alopecia areata adalah kerontokan rambut yang tidak merata. Bercak seukuran koin di kulit kepala mulai muncul dan merontokkan rambut-rambut di area tersebut. Ini tak hanya dapat terjadi di kulit kepala, namun juga area tubuh lain di mana terjadi pertumbuhan rambut, misalnya janggut hingga bulu mata.

YesDok Ads

Kerontokan rambut bisa terjadi secara tiba-tiba, berkembang hanya dalam beberapa hari atau selama beberapa minggu. Rasa gatal hingga sensasi terbakar mungkin muncul pada area di mana rambut akan rontok.

Saat peradangan pada folikel telah mereda, folikel rambut yang tidak rusak dapat tetap menumbuhkan rambut.

Alopecia areata juga dapat memengaruhi kuku tangan dan kaki, dan terkadang, perubahan ini merupakan tanda-tanda awal bahwa penyakit ini sedang berkembang. Saat seseorang mengembangkan alopecia areata, ada sejumlah gejala kecil yang bisa terlihat dari kuku, seperti:

  • Muncul bintik-bintik putih dan garis di kuku
  • Kuku menjadi kasar
  • Kuku kehilangan kilaunya
  • Kuku menjadi tipis dan terbelah

Hingga saat ini belum ada obat untuk penyakit alopecia areata, meski ada beberapa bentuk pengobatan yang bisa disarankan oleh dokter untuk membantu rambut tumbuh kembali dengan cepat.

Bentuk pengobatan untuk alopecia areata yang paling umum adalah penggunaan kortikosteroid, obat antiinflamasi kuat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Obat ini sering kali diberikan melalui suntikan, salep topikal, atau secara oral.

Selain pengobatan, ada juga beberapa hal yang mungkin perlu dilakukan oleh orang-orang dengan penyakit alopecia areata, yakni:

  • Memakai tabir surya, terutama jika hendak berkegiatan di luar ruangan.
  • Menggunakan kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar matahari dan kotoran yang seharusnya tersaring oleh alis dan bulu mata.
  • Gunakan penutup kepala seperti topi, rambut palsu, dan syal untuk melindungi kepala dari sinar matahari, atau menjaganya agar tetap hangat.
  • Gunakan salep di dalam hidung untuk menjaga kelembapan selaput dan untuk melindungi tubuh dari kuman yang seharusnya bisa tersaring oleh bulu hidung.

Konsultasi keluhan mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

(Foto: bannerhealth.com)

YesDok Ads