Perbedaan Antara Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

January 01, 2021 | Kaifia

Seorang wanita sedang batuk.

Batuk-batuk, mengi dan gejala saluran pernapasan lainnya bisa menakutkan serta mengkhawatirkan terutama apabila tingkat frekuensi gejala tinggi.

Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) mampu menyebabkan beberapa gejala yang serius dan mengidentifikasi perbedaan antara kedua kondisi medis ini mampu menuntun pengobatan yang efektif.

Agar dokter bisa membuat diagnosis, dokter akan mengevaluasi gejala, riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik. 

Seseorang yang memiliki kondisi pernapasan atau masalah pernapasan bisa memperoleh diagnosis yang lebih cepat dengan memberikan detail yang jelas mengenai gejala, gaya hidup sehari-hari dan gangguan medis yang mereka sedang alami.

Penderita asma memiliki saluran udara yang mengalami pembengkakan serta menjadi sensitif. 

Peradangan ini membuat saluran udara menjadi lebih reaktif, menggunakan otot untuk lebih kencang dan meningkatkan produksi lendir.

Gejala serangan asma termasuk:

  • Batuk-batuk
  • Sulit bernapas
  • Sesak napas
  • Kesulitan berjalan
  • Dada terasa berat
  • Tenggorokan dan leher terasa ketat

Beberapa orang dapat mengalami tanda-tanda peringatan sebelum serangan asma, seperti sulit tidur, sering batuk dan perubahan suasana hati.

YesDok Ads

Sedangkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan peradangan pada paru-paru yang berkembang seiring waktu dalam jangka waktu panjang.

Seperti layaknya penderita asma, orang dengan kondisi ini mengalami gejala seperti sering batuk, sesak napas dan mengi.

PPOK menghasilkan perubahan progresif pada saluran udara yang membuat seseorang lebih sulit bernapas. Gejala ini tidak datang dan pergi, berbeda dengan gejala asma.

Pengobatan

Kedua kondisi medis ini hingga saat ini belum memiliki obat. Pengobatan bertujuan untuk mengendalikan keparahan gejala. Serangan asma serta COPD memerlukan kombinasi inhaler secara jangka pendek dan jangka panjang.

Selain itu, perubahan gaya hidup seperti menghindari paparan langsung terhadap alergen, tidak merokok, diet seimbang serta olahraga rutin bisa meminimalisir memburuknya kedua kondisi tersebut.

(Foto: blog.chocchildrens.org)

YesDok Ads