Penelitian Terbaru: Diare Sebagai Gejala Awal COVID-19

April 05, 2020 | Aqiyu

corona

Wabah virus corona sampai saat ini belum juga mereda. Penyebaran dan penularan virus corona semakin meluas dan memakan lebih banyak korban. Penularan virus yang pertama kali muncul di Wuhan ini juga tergolong cepat.

Virus corona yang menyerang sistem pernapasan ini ditandai dengan gejala mirip flu. Seperti batuk, pilek yang siertai demam tingga yang tidak kunjung membaik serta sesak napas. Namun, sayangnya banyak pasien positif corona yang terinfeksi tanpa mengalami gejala tersebut yang disebut dengan silent carrier.

Baru-baru ini sebuah penelitian di China mengungkapkan bahwa diare bisa jadi menjadi gejala awal terpapar virus corona. Hal ini berdasarkan dari gejala yang dirasakan oleh beberapa pasien positif corona. Mereka mengalami gejala gastrointestinal atau gangguan pencernaan, seperti diare dan kram perut.

Hasil penelitian ini didapat setelah melakukan analisis pada 206 pasien di Wuhan dengan gejala ringan hingga sedang tanpa disertai dengan gangguan pernapasan. Penelitianini menunjukkan sekitar 23 persen pasien memiliki gejala pencernaan saja, 43 persen memiliki gejala pernapasan saja, dan 33 persen memiliki gejala pencernaan dan pernapasan. Itu artinya, sekitar 20 persen pasien positif corona mengalami diare sebagai gejala awal covid-19.

YesDok Ads

Diare sebagai gejala awal Covid-19  terjadi pada hari pertama hingga ke-14, dengan rata-rata berdurasi lima hari. Sepertiga dari pasien positif corona mengalami gangguan pencernaan tidak disertai dengan demam. Sedangkan untuk penyembuhannya, pasien corona dengan gejala diare ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memusnahkan virus dari tubuhnya. Bila pasien dengan gejala pernapasan membutuhkan waktu sekitar 33 hari, pasien dengan gejala pencernaan membutuhkan waktu rata-rata 41 hari.

Pasien dengan gejala pencernaan juga ditemukan lebih banyak virus pada feses atau kotorannya yaitu berkisar 73 persen. Dibandingkan dengan pasien dengan gejala pernapasan hanya sekitar 14 persen. Namun untuk memastikannya, para peneliti membutuhkan studi yang lebih besar lagi untuk meneliti temuan ini.

Meski begitu, temuan ini dinilai sangat penting untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut terkait corona. Mengingat banyak orang terinfeksi corona tanpa menunjukkan gejala apapun yang sebenarnya ini adalah bagian yang paling bahaya dari perluasan penyebaran virus corona.

(Foto: freepik)

YesDok Ads