Peneliti Temukan COVID-19 Pengaruhi Kemampuan Pendengaran

September 28, 2021 | Helmi

pendengaran

Efek samping dari COVID-19 memang sangat banyak. Terbaru, para peneliti dari Inggris melaporkan dalam jurnal di International Journal of Audiology bahwa banyak pasien yang pulih dari infeksi virus corona baru atau varian Delta, memiliki masalah pendengaran yang berkepanjangan.

Untuk penelitian ini, 120 pasien Inggris yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 ikut serta dalam survei berbasis telepon.

Ketika pasien ditanya apakah mereka mengalami perubahan pendengaran, 13% mengatakan pendengaran mereka menjadi lebih buruk. Delapan pasien mengatakan pendengaran mereka memburuk dan delapan mengatakan mereka menderita tinitus (telinga berdengung).

"Kita sudah tahu bahwa virus seperti campak, gondok, dan meningitis dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dan virus corona dapat merusak saraf yang membawa informasi ke dan dari otak," kata peneliti Kevin Munro, profesor audiologi di University of Manchester.

“Ada kemungkinan, secara teori, COVID-19 dapat menyebabkan masalah pada bagian sistem pendengaran termasuk telinga tengah atau koklea,” sambungnya.

YesDok Ads

Kondisi seperti merupakan masalah pendengaran di mana koklea berfungsi tetapi transmisi di sepanjang saraf pendengaran ke otak terganggu, bisa membuat sulit untuk mendengar suara dari latar belakang, peneliti menambahkan.

Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan dengan tepat bagaimana virus mempengaruhi pendengaran, catat para peneliti.

"Meskipun kami cukup yakin dalam membedakan perubahan pendengaran dan tinitus yang sudah ada sebelumnya dan yang baru terjadi, kami mendesak agar berhati-hati," kata Munro.

"Ada kemungkinan faktor selain COVID-19 dapat berdampak pada gangguan pendengaran dan tinnitus yang sudah ada sebelumnya. Ini mungkin termasuk stres dan kecemasan, termasuk penggunaan masker wajah yang membuat komunikasi menjadi lebih sulit, obat yang digunakan untuk mengobati COVID-19 yang dapat merusak pendengaran. telinga, atau faktor lain yang berhubungan dengan sakit kritis,” jelasnya.

YesDok Ads