Para Ahli Teliti Kekuatan Doa untuk Bantu Sembuh dari Corona

May 06, 2020 | Helmi

doa

Sains dan agama terkadang menjadi dua hal yang sulit berjalan beriringan. Di tengah pencarian pengobatan atau vaksin COVID-19 yang efektif, para peneliti telah mencari cara alternatif untuk membantu orang yang terinfeksi. 

Satu studi berfokus pada kekuatan doa untuk membantu pasien meningkatkan peluang mereka pulih dari virus berbahaya tersebut.

Para peneliti di Kansas City Heart Rhythm Institute melakukan penelitian untuk melihat efek dari doa pada pemulihan virus corona. Tim telah mulai mengumpulkan data dari 1.000 pasien COVID-19 yang saat ini dalam perawatan intensif.

Setengah dari peserta menerima doa "universal" dalam variasi untuk agama Kristen, Hindu, Islam, Yahudi dan Budha. Para peneliti kemudian akan memantau perubahan dalam tingkat kesehatan dan kematian mereka dalam empat bulan ke depan.

"Kita semua percaya pada sains, dan kita juga percaya pada iman," kata ketua peneliti dan ahli jantung Dhanunjaya Lakkireddy. “Jika ada kekuatan gaib, yang banyak dari kita percaya, akankah kekuatan doa dan intervensi ilahi mengubah hasil dengan cara yang berbeda? Itu pertanyaan kami. ”

Namun, ia mengakui bahwa beberapa orang "skeptis" tentang efek doa pada orang yang melawan COVID-19. Lakkireddy mengatakan bahkan istrinya sendiri, seorang rekan dokter, menyatakan prihatin dengan penelitian ini.

Lakkireddy mengatakan dia percaya "dalam kekuatan semua agama" untuk membantu menyelamatkan manusia dari pandemi COVID-19.

YesDok Ads

Studi yang sedang berlangsung ini mendukung penelitian tahun 2011 yang meneliti dampak agama pada kesehatan manusia. Disarankan bahwa partisipasi keagamaan yang teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan psikologis dan fisik dan mengurangi risiko orang meninggal lebih awal.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Religion and Health, menunjukkan bahwa agama terutama memberikan efek positif selama masa-masa stres. 

Ini memberi orang interaksi sosial yang bermakna dan pandangan yang lebih optimis, yang mengurangi risiko depresi mereka.

Para peneliti mengatakan menghadiri layanan doanlebih dari sekali dalam seminggu dapat membuat orang 56 persen lebih mungkin untuk optimis daripada mereka yang tidak berpartisipasi dalam acara keagamaan.

Orang beragama juga lebih cenderung menghindari kebiasaan buruk, seperti merokok atau minum berlebihan misalnya. Para peneliti juga menemukan kelompok itu terlibat dalam perilaku gaya hidup yang lebih sehat.

(Foto: Freepik)

YesDok Ads