Lancar dalam proses persalinan adalah dambaan semua ibu hamil. Kini, ibu hamil bisa memilih ingin melahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar. Biasanya, operasi caesar direkomendasikan dokter saat kondisi ibu hamil tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal.

Beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil melahirkan secara caesar adalah saat bayi tidak keluar setelah 20 jam saat persalinan normal. Bayi yang dilahirkan terlalu besar untuk jalan lahir, lambatnya penipisan leher rahim, masalah plasenta, kesehatan kronis, gawat janin dan kehamilan kembar yang memperlambat persalinan. Hal ini dilakukan guna menghindari komplikasi dengan mempertimbangkan keselamatan ibu dan bayi.

Berapa kali operasi caesar boleh dilakukan? Apakah tidak boleh lebih dari tiga kali?

Sebenarnya tidak ada batasan berapa kali operasi caesar boleh dilakukan oleh seorang wanita. Namun harus diketahui bahwa semakin sering operasi caesar, maka semakin tinggi pula risiko komplikasi yang terjadi. Bagi Anda yang pernah melakukan operasi caesar sebaiknya menjaga jarak aman antar kehamilan pasca operasi caesar yaitu 18-23 bulan. Selain itu, penting untuk mengecek ketebalan rahim sebelum mencoba hamil kembali.

Selama ketebalan dinding rahim dan tidak adanya perlengketan dinding rahim yang signifikan, maka operasi caesar, dokter masih memberikan kesempatan untuk hamil berikutnya. Prosedur operasi caesar dilakukan dengan cara melakukan sayatan pada bagian perut hingga ke rahim. Kebanyakan sayatan operasi caesar dilakukan pada bagian perut bawah.

Jika Anda telah melakukan dua kali operasi caesar di tempat sayatan yang sama, maka biasanya operasi yang ketiga akan dilakukan di tempat sayatan yang sama. Dengan tujuan untuk mengurangi bekas jaringan parut pada rahim Anda. Meski begitu, melakukan operasi caesar berulang kali tetap memiliki risiko. Yakni bekas luka atau jaringan parut, masalah dengan plasenta, cedera usus dan kandung kemih hingga pendarahan hebat.