Mengenal Lebih Dalam tentang Gangguan Kepribadian Narsistik

November 22, 2022 | Claudia

Gangguan Kepribadian Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan kepribadian di mana seseorang memiliki pendapat yang berlebihan tentang diri mereka sendiri. Mereka juga sangat membutuhkan rasa kagum dan perhatian dari orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin tidak bahagia dan kecewa, ketika mereka tidak menerima pujian atau perhatian dari orang lain yang mereka yakini pantas untuk mereka dapatkan. Orang lain mungkin tidak nyaman berada di dekat orang dengan gangguan kepribadian narsistik, dan menyebut mereka sombong.

Ciri-ciri gangguan kepribadian narsistik

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik biasanya digambarkan sebagai orang yang:

  • Arogan
  • Egois
  • Suka menuntut

Orang-orang dengan gangguan ini sering kali memiliki harga diri yang terlalu tinggi, dan mereka percaya bahwa mereka lebih istimewa dibandingkan orang lain. Mereka butuh pujian, perhatian, dan validasi berlebihan dari orang lain, sehingga ketika menerima kritik, mereka akan bereaksi secara berlebihan.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik juga cenderung melebih-lebihkan bakat dan prestasi yang mereka miliki, sambil meremehkan orang lain. Mereka biasanya disibukkan dengan kekuasaan dan kesuksesan yang mereka banggakan sendiri.

Gangguan kepribadian narisistik jauh berbeda dengan rasa percaya diri normal yang dimiliki manusia. Seseorang dengan rasa percaya diri yang tinggi namun tetap sehat, biasanya tetap rendah hati dan tidak suka meremehkan atau merendahkan orang lain. Sementara seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik selalu merasa merekalah pusat dunia dan kerap meremehkan orang lain.

YesDok Ads

Gangguan kepribadian narsistik lebih umum muncul di awal masa dewasa. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah ini.

Beberapa ciri atau tanda seseorang mengalami gangguan kepribadian narsistik adalah:

  • Seseorang terlihat sangat sok dan sombong, sehingga banyak orang menghindari interaksi dengannya.
  • Memiliki hubungan sosial dengan orang lain yang kurang memuaskan atau tidak baik.
  • Mudah marah dan tidak bahagia jika ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan.
  • Memiliki masalah berkelanjutan dengan pekerjaan, sekolah, hubungan, keuangan, konsumsi alkohol berlebih, dan penyalahgunaan narkoba.

Penyebab gangguan kepribadian narsistik tidak diketahui secraa jelas. Akan tetapi, faktor genetik diduga memiliki peran atas gangguan ini. Beberapa faktor lain yang bisa memicu gangguan ini antara lain:

  • Mendapatkan pelecehan seksual
  • Ditelantarkan saat masa kanak-kanak
  • Dimanjakan oleh orang tua secara berlebihan
  • Menanggung harapan yang tidak realistis dari orang tua

Dokter dan spesialis kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater, sering menggunakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition, text revision (DSM-5-TR) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association, untuk mendiagnosis berbagai masalah kesehatan mental, seperti misalnya gangguan kepribadian narsistik.

Kriteria diagnostik DSM-5-TR untuk gangguan kepribadian narsistik meliputi ciri-ciri berikut:

  • Memiliki rasa mementingkan diri sendiri yang terus meningkat
  • Membutuhkan pujian dan rasa kagum dari orang lain secara terus-menerus
  • Mengharapkan perlakuan khusus karena menganggap diri superior
  • Melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang dimiliki
  • Bereaksi negatif terhadap kritik
  • Pikirannya disibukkan dengan fantasi tentang kekuasaan, kesuksesan, dan keindahan akan dirinya sendiri
  • Sering mengambil keuntungan dari orang lain
  • Memiliki ketidakmampuan atau keengganan untuk mengenali kebutuhan dan perasaan orang lain
  • Berperilaku arogan

Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki rasa ingin dipuji dan mendapat perhatian dari orang lain secara berlebihan. Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda gangguan kepribadian narsistik seperti yang tertulis di atas, maka segeralah konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk bisa terlepas dari gangguan ini.

(Foto: helpguide.org)

YesDok Ads