Mengenal Kondisi ADHD pada Anak

July 26, 2020 | Iman

Adhd pada anak

ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan perkembangan otak yang dapat mengakibatkan seorang anak sulit untuk memusatkan perhatiannya, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. 

Pada umumnya, ADHD menyerang pada masa kanak – kanak, namun gejala yang ditimbulkan dapat terjadi secara terus menerus hingga masa remaja atau dewasa.

Seringkali orang – orang di sekitar anak dengan ADHD tidak menyadari bahwa anak tersebut memiliki gangguan, dan menilainya sebagai anak nakal dan malas karena tidak dapat berkonsentrasi (memusatkan perhatian pada suatu hal) dan tidak mau diam. 

Padahal sikap tersebut merupakan beberapa gejala dari gangguan ADHD. Adapun gejala – gejala lain dari ADHD yang dapat terlihat yaitu sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian, berperilaku impulsif dan hiperaktif, tidak bisa diam dan selalu ingin bergerak.

Hingga saat ini penyebab dari ADHD belum diketahui secara pasti, namun menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, sejumlah kasus ADHD menunjukkan adanya beberapa bagian otak berukuran lebih kecil dan metabolisme di otaknya mengalami penurunan di daerah tertentu. 

Selain itu juga mengalami kekurangan beberapa bahan kimia di otak, seperti dopamin atau norepinefrin dan serotonin. Selain itu, keterlambatan maturasi otak dan disfungsi pada sirkuit otak tertentu juga merupakan salah satu penyebab utamanya sehingga dapat mengganggu kognitif, perhatian, dan fungsi eksekutif. 

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki ADHD adalah faktor genetik dan lingkungan.

Pada umumnya, ADHD memberikan dampak negatif pada prestasi anak di sekolah dan juga kehidupan sosialnya. 

YesDok Ads

Berbagai karakteristik kehidupan seorang anak dengan ADHD di sekolah yang dapat dilihat adalah kinerja akademik rendah misalnya matematika, atau membaca meskipun mendapat bantuan atau kelas tambahan, berbicara sangat banyak, berlarian di dalam kelas, tidak memiliki teman meskipun berpartisipasi pada kegiatan ekstrakurikuler, kehidupan sosial terbatas, tidak memiliki hobi atau ketertarikan pada aktivitas rekreasional dan seringkali bertengkar dengan anggota keluarga. 

Para ahli mengatakan, Baik orangtua, keluarga, guru, maupun pengasuh dari anak dengan ADHD membutuhkan pengetahuan serta bimbingan agar dapat membantu anak tersebut mengendalikan gejala – gejala ADHD dan menerapkan pola hidup sehat pada anak. 

Maka dari itu, penting untuk diberikan berbagai program pelatihan dan kegiatan edukasi yang dapat mendukung kesiapan mereka dalam mendampingi anak dengan ADHD.

Anak dengan ADHD tidak dapat sembuh secara total, namun jika didiagnosis sejak dini dan diiberikan perawatan dan terapi yang tepat, maka anak dengan ADHD dapat beradaptasi dan menjalankan aktvitasnya, baik di sekolah maupun kehidupan sehari – hari secara normal. 

Maka dari itu, penting untuk melakukan edukasi kepada orangtua dan keluarga pasien mengenai tata laksana yang tepat bagi anak dengan ADHD dan juga tidak kalah pentingnya adalah penanganan sejak dini.

Berbagai tata laksana untuk ADHD hanya dapat dilakukan secara efektif dengan dukungan dan bantuan dari keluarga dan orang – orang di sekitarnya. Intervensi perilaku beserta farmakoterapi adalah terapi yang baik bagi ADHD.

(Foto : pixabay)

YesDok Ads