Mengenal Gejala Konstipasi Pada Anak

April 12, 2021 | Iman

Konstipasi anak

Orang tua sering khawatir ketika anaknya tak kunjung buang air besar dalam sehari. Apalagi bila melihat perut sang buah hati menggembung seolah-olah banyak menampung sisa makanan yang belum terbuang. 

Namun sebetulnya setiap anak punya jadwal tersendiri untuk ke toilet. Yang patut menjadi perhatian adalah ketika ada gejala konstipasi alias sembelit yang membuat anak tak nyaman. Karena itu, orang tua perlu tahu cara menangani konstipasi pada anak.

Mengenal Konstipasi Anak

Konstipasi adalah masalah kesehatan yang umum sangat umum terjadi pada anak-anak. Orang tua tak perlu cemas berlebihan. Anak dianggap mengalami konstipasi bila buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, sulit buang air besar, atau fesesnya keras, kering, dan amat besar.

Menangani konstipasi pada anak tergantung penyebab dan kondisi yang dialami anak. Orang tua dapat mencegah konstipasi anak dengan menerapkan kebiasaan makan yang sehat serta mengajaknya beraktivitas fisik, termasuk berolahraga, secara rutin.

Konstipasi terjadi ketika feses bergerak terlalu lambat di dalam usus besar. Usus besar merupakan organ yang berperan dalam pembuangan sisa makanan atau buang air besar. Usus besar menyerap air ketika akan mengeluarkan feses. 

YesDok Ads

Gerakan otot mendorong feses menuju rektum. Saat anak mengalami sembelit, gerakan otot di usus besar terlalu lambat dan usus besar menyerap terlalu banyak air.

Gejala Konstipasi pada Anak

Harus digarisbawahi bahwa setiap anak memiliki kebiasaan buang air besar yang berlainan. Seorang anak yang tidak buang air besar sekali pun dalam sehari belum tentu mengalami konstipasi. 

Secara umum, gejala konstipasi pada anak diantaranya Buang air besar lebih jarang ketimbang biasanya, merasa sakit saat buang air besar, susah payah untuk buang air besar, perut terasa kembung, terdapat darah di feses, terdapat noda bekas feses di celana dan kehilangan nafsu makan.

 

YesDok Ads