Mengatasi Fobia Sosial Tanpa Menggunakan Pengobatan

June 05, 2020 | Kaifia

Seorang wanita terlihat frustasi.

Fobia sosial merupakan rasa ketidaknyamanan secara emosional, ketakutan dan kekhawatiran terhadap situasi sosial. Ini dapat ditandai dengan ketakutan seseorang seolah-olah sedang diamati atau dihakimi oleh orang lain, dan ada kecemasan yang meningkat akan interaksi dengan orang lain.

Seseorang yang mengalami fobia sosial bisa menimbulkan ketakutan secara ekstrem dalam situasi sosial dan hal ini bisa berpengaruh kepada hubungan sosial Anda dalam lingkupan pekerjaan ataupun dalam masyarakat.

Faktor risiko fobia sosial bisa ditimbulkan dari beberapa hal, seperti pengalaman masa lalu yang buruk misalnya mendapatkan perlakuan bullying atau sejarah keluarga.

Gejala fobia sosial

Fobia sosial atau yang disebut dengan Social Anxiety menjadi suatu kondisi medis ketika interaksi sosial sehari-hari karena ketakutan berlebihan, keraguan diri dan rasa malu.

Tidak sedikit orang merasa gugup dalam situasi sosial tertentu, seperti ketika membawakan presentasi, berkencan, atau ikut serta dalam kompetisi. Ini normal dan tidak memenuhi syarat sebagai gangguan kecemasan sosial

  • Takut berada dalam situasi dengan orang asing

  • Cemas menjadi pusat perhatian

  • Takut berlebihan akan rasa malu dan penghinaan, diejek dan dikritik, atau orang lain memperhatikan bahwa seseorang dengan gangguan kecemasan sosial terlihat cemas

  • Cemas bertemu orang yang berwenang

  • Kecemasan dengan intensitas tinggi atau serangan panik yang dialami oleh penderita ketika mengalami situasi yang ditakuti

Selain gejala yang dialami secara psikologis atau emosional, penderita juga mengalami gejala fisik seperti:

  • Jantung berdebar kencang

  • Sakit perut

  • Menghindari kontak mata

  • Pipi memerah

  • Telapak tangan yang basah dan berkeringat

  • Diare

  • Kebingungan

  • Gemetar

  • Kesulitan berbicara dan menyatakan pendapat

Mengatasi fobia sosial tanpa pengobatan

Salah satu faktor yang membuat gejala kecemasan sosial menjadi lebih buruk adalah ketakutan itu sendiri.

Semakin sering seseorang mencoba untuk membuka diri dengan lingkup sosial atau temannya, rasa kecemasan sosial akan semakin berkurang. 

Melabeli diri Anda dengan orang yang pemalu akan memperkuat rasa kecemasan Anda ketika sedang bertemu dengan orang lain atau ketika Anda sedang berada di publik. Pikiran seperti itu menumpuk dan berkontribusi pada pola perilaku Anda. 

Cobalah untuk melakukan proses reframing dengan berhenti mengatakan kepada diri Anda “Saya adalah orang yang pemalu” dan ganti dengan “Saya tadi bertindak sebagai orang yang pemalu di perkumpulan sosial tersebut”. Dengan pola pikir tersebut, hal itu akan menggubah perspektif bagaimana Anda mengartikan diri Anda.

(Foto: adventisthealth.org)

YesDok Ads