Menurut penelitian Cambridge University Hospitals NHS Foundation Trust, kualitas masker wajah yang dipakai petugas kesehatan membuat perbedaan besar pada risiko infeksi virus corona, 

Mengenakan masker bermutu tinggi yang dikenal sebagai FFP3 atau N99 dapat memberikan perlindungan hingga 100%.

Sebaliknya, ada peluang yang jauh lebih besar bagi staf yang mengenakan masker bedah standar untuk tertular virus.

Data itu dikumpulkan selama program pengujian reguler untuk Covid. Untuk sebagian besar rumah sakit mengikuti pedoman nasional yang menetapkan bahwa petugas kesehatan harus memakai masker bedah, kecuali dalam beberapa situasi terbatas.

Meskipun tahan cairan, masker ini relatif tipis dan longgar dan tidak dimaksudkan untuk menyaring aerosol menular - partikel virus kecil yang dapat bertahan di udara dan sekarang diterima secara luas sebagai sumber infeksi virus corona.

Studi tersebut menemukan bahwa staf yang merawat pasien Covid di bangsal "merah" menghadapi risiko hingga 47 kali lebih tinggi daripada staf di bangsal "hijau" atau non-Covid.

Peneliti utama Dr Mark Ferris, seorang spesialis kesehatan kerja di rumah sakit, mengatakan bahwa staf terinfeksi Covid-19 meskipun melakukan semua yang diminta dalam hal pengendalian infeksi.

"Satu-satunya yang tersisa untuk dicoba yang dapat membuat perbedaan adalah respirator FFP3, dan mereka berhasil," kata Dr Ferris. Masker FFP3 sangat cocok dan dirancang khusus untuk menyaring aerosol.

Dalam minggu-minggu setelah kebijakan ini diberlakukan, tingkat infeksi di antara petugas kesehatan di bangsal merah turun secara signifikan, dengan cepat turun ke tingkat yang dialami oleh staf di bangsal hijau di mana tidak ada pasien Covid.

Kasus yang tersisa kemungkinan besar disebabkan oleh penyebaran di masyarakat, bukan di rumah sakit.