Malas Gerak? Ini Penyakit yang Akan Intai Anda

January 29, 2020 | Claudia

Malas bergerak

Saat ini gaya hidup tidak aktif menjadi rutinitas dari banyak orang. Malas gerak dan cinta rebahan, menjadi kebiasaan yang sangat sulit dilepaskan. Memang, menghabiskan waktu untuk rebah-rebahan di kasur sambil memantau media sosial atau menonton film favorit merupakan satu kegiatan yang nyaman, sayangnya, apabila dilakukan secara terus-menerus bisa berdampak negatif untuk kesehatan.

Kebiasaan malas gerak ini akan bertambah buruk jika Anda juga menjalani diet yang tidak sehat. Dua kebiasaan ini jika terus dijalankan, akan mengakibatkan tubuh lebih berisiko mengalami penyakit kronis. Terdapat jutaan sel dan jaringan dalam tubuh kita, yang seiring bertambahnya usia maka fungsinya akan menurun.

Oleh karena itu, dibutuhkan kebiasaan dan gaya hidup yang sehat untuk membantu menjaga fungsi jaringan dan sel dalam tubuh kita tetap baik. Berikut ini merupakan beberapa contoh penyakit yang akan terjadi, jika Anda tetap mempertahankan gaya hidup yang buruk seperti malas bergerak:

1. Diabetes tipe 2

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang menyerang banyak orang di seluruh dunia. Aktivitas fisik membantu mencegah atau mengelola risiko diabetes tipe-2 hingga 58%. Studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat memengaruhi kadar glukosa dalam tubuh, dan juga secara positif memengaruhi tingkat lipid, tekanan darah, dan kualitas hidup seseorang. Melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, bersepeda, dan berolahraga dapat sangat baik untuk meningkatkan aktivitas insulin pada seseorang.

2. Obesitas

Ketidakseimbangan pada energi yang kita konsumsi dan energi yang kita bakar adalah penyebab utama dari obesitas pada seseorang. Makanan yang kita makan setiap harinya, memberi tubuh kita sejumlah energi. Energi ini akan dibakar melalui sejumlah aktivitas fisik yang kita kerjakan. Ketika kita malas bergerak, energi yang seharusnya menjadi bahan bakar justru akan mulai berubah menjadi lemak yang kemudian terus menumpuk dan disimpan di dalam tubuh kita. Peningkatan lemak di dalam tubuh lama-kelamaan bisa menyebabkan obesitas. Obesitas menjadi faktor risiko dari sejumlah penyakit, seperti stroke, diabetes, serangan jantung, dan lain-lain. Itulah mengapa, Anda sangat disarankan untuk lebih aktif dan banyak bergerak.

YesDok Ads

3. Tekanan darah tinggi

Menurut sebuah penelitian, prevalensi tekanan darah tinggi cenderung meningkat sebesar 60% di tahun 2025 karena gaya hidup yang tidak sehat. Aktivitas fisik merupakan salah satu langkah preventif untuk cegah hipertensi. Tubuh yang tetap aktif akan menunjukkan pengurangan tekanan darah baik sistolik maupun diastoliknya, yang selanjutnya menjaga tekanan darah tetap seimbang.

4. Penyakit jantung koroner

Tiga faktor risiko utama dari penyakit jantung koroner adalah kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi. Akan tetapi, kurangnya aktivitas fisik juga menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner pada seseorang. Orang yang tidak aktif cenderung kurang memerhatikan dan memanfaatkan energi di dalam tubuh mereka dengan baik. Energi yang tidak dibakar melalui aktivitas fisik, akan diubah menjadi lemak yang kemudian akan tertumpuk dan tersimpan di dalam tubuh. Lemak-lemak ini dapat menghambat aliran darah ke jantung, sehingga akan menyebabkan terjadinya beberapa penyakit kardiovaskular.

5. Kanker payudara

Hormon estrogen sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan seksual pada wanita. Kadar estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. Tubuh yang tidak aktif menjadi salah satu alasan utama dari kondisi ketidakseimbangan hormon ini. Sebuah studi yang berkaitan dengan kanker payudara menunjukkan bahwa wanita yang aktif secara fisik, memiliki peluang untuk mengalami ketidakseimbangan hormon estrogen yang lebih rendah karena penurunan berat badan, dibandingkan dengan wanita yang cenderung tidak aktif secara fisik.

(Foto: nypost.com)

YesDok Ads