KONDISI BAGAIMANA SAYA DAPAT DINYATAKAN MENDERITA DIABETES?

February 08, 2021 | Dr. Marshell Timotius Handoko, S.Ked

diabetes melitus

Diabetes melitus (DM) saat ini menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Berdasarkan penyebabnya, DM dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM Gestational dan DM tipe lain. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes melitus tipe 2 di berbagai penjuru dunia. 

Organisasi WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. Badan kesehatan WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Prediksi dari Internasional Diabetes Federation (IDF) juga menjelaskan bahwa pada tahun 2013-2017 terdapatan kenaikan jumlah penyandang DM dari 10.3 juta menjadi 16,7 juta pada tahun 2045. 

Komplikasi yang terjadi akibat penyakit DM dapat berupa gangguan pada pembuluh darah baik makrovaskular maupun mikrovaskular, serta gangguan pada sistem saraf atau neuropati. Gangguan ini dapat terjadi pada penyandang DM tipe 2 yang sudah lama menderita penyakit atau DM tipe 2 yang baru terdiagnosis. Komplikasi makrovaskular umumnya mengenai organ jantung, otak dan pembuluh darah, sedangkan gangguan mikrovaskular dapat terjadi pada mata dan ginjal. Keluhan neuropati juga umumnya dialami oleh penyandang diabetes melitus baik neuropati motorik, sensorik ataupun neuropati otonom. 

Pengertian diabetes melitus (DM) itu sendiri adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (peningkatan kadar glukosa darah diatas normal) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa darah secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria (glukosa diatas normal pada urin).
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:

YesDok Ads

  • Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
  • Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita. 

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium glukosa darah maka kriteria diagnosis sebagai berikut:

  • Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. ATAU
  • Pemeriksaan glukosa plasma  ≥ 200 mg/dL 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. ATAU
  • Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan keluhan klasik. ATAU
  • Pemeriksaan HbA1c ≥  % dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). 

Jika kondisi pasca pemeriksaan anda termasuk dengan kriteria diagnosis DM diatas, maka anda dapat dinyatakan sebagai penderita diabetes melitus (DM). Segeralah berkonsultasi dengan dokter YesDok untuk melakukan tatalaksana terkait kondisi anda agar sedini mungkin dapat dicegah komplikasi akibat DM yang bisa terjadi. 

Sumber : Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia PERKENI 2019. 

 

YesDok Ads