Ketahui Penyebab Dorongan Untuk Buang Air Besar Setelah Makan

November 06, 2019 | Kaifia

Pernahkah Anda merasakan dorongan untuk buang air besar segera setelah makan?

Ketika ini terjadi, orang tersebut mungkin merasa seolah-olah makanan melewati mereka. Namun, ini bukan masalahnya.

Penyebab paling mungkin perlu buang air besar segera setelah makan adalah refleks gastrokolik. Refleks ini adalah reaksi tak sadar yang normal terhadap makanan yang masuk ke lambung. Namun, intensitas refleks gastrokolik dapat bervariasi bagi beberapa orang.

Refleks gastrokolik, atau respons gastrokolik, adalah reaksi tak sadar yang normal terhadap makanan yang masuk ke lambung.

Ketika makanan memasuki organ, tubuh melepaskan hormon yang menyebabkan usus besar berkontraksi. Kontraksi ini memindahkan makanan yang sebelumnya dimakan lebih jauh melalui sistem pencernaan, yang dapat mengakibatkan keinginan untuk buang air besar.

Bagi sebagian orang, refleks gastrokolik ringan, tidak menimbulkan gejala. Bagi yang lain, refleks gastrokolik sangat kuat, dan keinginan untuk buang air besar setelah makan bisa sangat parah.

Penyebab potensial dari perasaan ingin buang air besar adalah inkontinensia fekal. Kondisi ini dapat berkisar pada tingkat keparahan mulai dari yang ringan hingga hilangnya kontrol usus sepenuhnya.

Inkontinensia tinja relatif mudah dibedakan dari efek respons gastrokolik yang intens terhadap makanan. Secara khusus, inkontinensia tinja dapat terjadi kapan saja. Itu tidak hanya terjadi setelah makan.

Seseorang dapat mengalami inkontinensia tinja karena beberapa alasan berbeda, termasuk:

  • Diare

  • Kerusakan saraf di rektum

  • Otot yang rusak di rektum

  • Dinding dubur rusak

    YesDok Ads

  • Rectocele

Seseorang yang khawatir bahwa mereka mungkin mengalami inkontinensia fekal harus mengunjungi dokter mereka untuk diagnosis. Seorang dokter dapat menjelaskan berbagai cara untuk mengobati inkontinensia tinja.

Perawatan dan pencegahan

Perubahan diet

Beberapa makanan ini mungkin menyebabkan respons gastrokolik yang intens. Ini termasuk:

  • Makanan berlemak atau berminyak

  • Produk susu

  • Makanan dengan serat tinggi

Apabila seseorang telah mengidentifikasi kemungkinan makanan pemicu, mereka harus sementara menghindari makanan untuk melihat apakah gejalanya membaik.

Mengelola stres

Bagi sebagian orang, stres dapat meningkatkan intensitas refleks gastrokolik. Seseorang ini dapat mengambil manfaat dari kegiatan yang membantu mengurangi stres. Contohnya olahraga dan meditasi.

(Foto: webmd.com)

 

YesDok Ads