Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ahli menemukan penyebab yang membuat cacar monyet atau monkeypox dapat menyebar lebih cepat dan menghindari vaksin. Studi ini diterbitkan dalam Journal of Autoimmunity.

Baru-baru ini, tim ilmuwan dari University of Missouri (MU) merilis temuan penelitian yang mereka lakukan terhadap virus cacar monyet. Mereka berusaha untuk lebih memahami virus yang kini telah menginfeksi lebih dari 77.000 orang dan menyebar di lebih dari 100 negara di seluruh dunia, sebagaimana dilansir dari Medical Daily.

Setelah mempelajari cacar monyet dan menganalisis data yang mereka kumpulkan, mereka melaporkan bahwa mutasi telah memungkinkan virus tumbuh lebih kuat dan lebih pintar dari waktu ke waktu sehingga mereka sekarang mampu menghindari obat antivirus dan vaksin.

Tim juga telah mengidentifikasi mutasi spesifik pada virus yang memungkinkannya menjadi sangat menular.

“Dengan melakukan analisis temporal, kami dapat melihat bagaimana virus berevolusi dari waktu ke waktu, dan temuan kuncinya adalah virus sekarang mengakumulasi mutasi khususnya di mana obat dan antibodi dari vaksin seharusnya berikatan,” Shrikesh Sachdev, salah satu peneliti kata peneliti.

“Jadi, virusnya semakin pintar, mampu menghindar dari target obat atau antibodi dari respon imun tubuh kita dan terus menyebar ke lebih banyak orang,” tambah Sachdev.

Menanggapi temuan tersebut, mungkin diperlukan versi modifikasi dari obat yang ada yang digunakan untuk mengobati pasien cacar monyet. Komunitas medis juga dapat mengembangkan obat baru untuk menangani mutasi baru pada virus.

“Ketika mereka mengirimi saya data, saya melihat bahwa mutasi terjadi pada titik-titik kritis yang memengaruhi pengikatan genom DNA, serta di mana obat-obatan dan antibodi yang diinduksi vaksin seharusnya berikatan,” kata Profesor MU College of Veterinary Medicine, Kamlendra Singh, yang bagian dari tim penelitian.

Singh mencatat bahwa mutasi berkontribusi pada peningkatan infektivitas virus. Menurut peneliti, penentuan faktor-faktor tersebut sangat penting dalam mengatasi masalah virus monkeypox di masa mendatang.