Hubungan Bipolar Dengan Narsisme

February 17, 2020 | Kaifia

Kepribadian narsistik.

Penyakit bipolar merupakan gangguan mood yang menyebabkan suasana hati yang fluktuatif. Selama episode manik, gejala bipolar dikacaukan dengan sifat narsis, seperti rasa kepentingan diri yang tinggi atau kurangnya empati.

Narsisme bukan merupakan gejala bipolar, dan kebanyakan orang dengan bipolar tidak narsis. Namun, beberapa orang dengan bipolar dapat menunjukkan sifat narsis sebagai akibat dari gejala lainnya.

Apa itu bipolar dan narsisme?

Penyakit bipolar adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang mengalami perubahan mood yang drastis, disebut mania, dan dalam beberapa kasus, depresi. 

Kondisi terkait yang disebut gangguan siklotimik, melibatkan siklus antara episode manik dan depresi yang kurang intens.

Narsisme adalah sifat kepribadian yang melibatkan perasaan mementingkan diri sendirikebutuhan akan validasi.

Seseorang yang kepribadiannya ditandai oleh kecenderungan narsisistik mungkin memiliki gangguan kepribadian narsisistik (NPD).

Hubungan antara bipolar dan narsisme

The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) tidak mencantumkan narsisme sebagai gejala gangguan bipolar. Namun, ketika seseorang dengan bipolar mengalami episode mania, mereka mungkin menampilkan beberapa perilaku narsis, seperti tingkat kepercayaan yang tinggi, perasaan mementingkan diri sendiri, tingkat energi yang tinggi, dan persepsi diri yang muluk-muluk.

Karena bipolar dan NPD memiliki beberapa gejala yang serupa, kedua kondisi ini dapat membingungkan. Ini dapat menyebabkan orang dengan bipolar didiagnosis dengan NPD dan sebaliknya.

Selama periode depresi, seseorang dengan gangguan bipolar mungkin juga menunjukkan karakteristik narsisistik. Misalnya, seseorang mungkin mengabaikan tugas-tugasnya,  menghindari kontak sosial, atau tampak tidak peka terhadap kebutuhan orang lain.

YesDok Ads

Ini mungkin terlihat seperti narsis, tetapi lebih mungkin bahwa orang itu begitu diliputi oleh emosi negatif mereka sendiri sehingga mereka mungkin tidak memperhatikan perasaan orang lain. 

Bagaimana mengelola penyakit bipolar?

Dokter akan merekomendasikan pengobatan berikut ini, seperti:

Obat-obatan

Obat-obatan yang baik dapat membantu penderita bipolar mengalami perubahan suasana hati. Lithium, penstabil suasana hati, adalah salah satu perawatan bipolar paling populer. Beberapa orang juga menggunakan obat antidepresan dan obat antipsikotik.

Terapi

Terapi bicara dan terapi perilaku, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu orang mengidentifikasi, memahami, dan mengelola lebih baik emosi ekstrem. Ini juga dapat mendukung orang dengan bipolar untuk melakukan perubahan gaya hidup sehat.

Terapi electroconvulsive (ECT)

Bagi orang yang tidak melihat perbaikan dalam gejala mereka dengan obat-obatan dan perawatan, terapi electroconvulsive (ECT) dapat membantu. ECT memberikan kejutan ringan ke otak. Dokter masih tidak yakin mengapa atau bagaimana cara kerjanya, tetapi hal itu mengurangi gejala bipolar dan beberapa kondisi kesehatan mental lainnya.

(Foto: verywellmind.com)

YesDok Ads