Asma dan pneumonia merupakan dua kondisi medis yang menyerang pernapasan. Mereka memiliki beberapa gejala yang sama tetapi perlu diingat bahwa penyebab dan pengobatannya berbeda.
Pneumonia mungkin lebih sulit dideteksi pada penderita asma.
Asma adalah kondisi kronis yang menyebabkan peradangan serta penyempitan pada saluran pernapasan.
Hal ini memengaruhi bronkus utama, yang merupakan dua tabung bercabang dari trakea. Hingga saat ini, asma belum dapat disembuhi namun Anda bisa mengendalikan gejala secara efektif.
Sedangkan pneumonia adalah infeksi paru-paru dan dapat terjadi di satu atau kedua paru-paru. Ini menyebabkan radang kantung udara.
Asma tidak dapat menyebabkan kondisi pneumonia ini tetapi seseorang dengan riwayat gangguan pernapasan kronis seperti asma berisiko tinggi terkena pneumonia.
Seiring waktu, gejala asma bisa datang dan pergi. Gejalanya berbeda-beda bagi setiap orang namun berikut adalah gejala yang umum terjadi:
- Batuk
- Dada terasa kencang
- Sulit bernafas
Gejala pneumonia bisa ringan pada awalnya. Seiring infeksi memperburuk, batuk-batuk Anda bisa disertai dengan lendir berwarna hijau, kuning dan berdarah. Gejala lainnya yaitu berupa:
- Sakit kepala
- Kulit lembap
- Kelelahan
- Kehilangan selera makan
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Demam
Mengi dan batuk cenderung muncul saat seseorang mengalami serangan asma, membuat seseorang sulit bernafas.
Seperti asma, pneumonia menyebabkan peradangan pada paru-paru, meskipun memengaruhi kantung udara yang disebut alveoli. Penumpukan nanah atau cairan di kantung udara membuat seseorang sulit bernapas.
Beberapa penelitian percaya bahwa pengobatan asma dapat memainkan peran. Sebuah studi mengatakan bahwa kortikosteroid inhalasi yang merupakan pengobatan utama bisa meningkatkan risiko terkena pneumonia dan infeksi pernapasan lainnya.
Pengobatan awal dan teknik pencegahan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi risiko komplikasi ini.
