Hiperosmia adalah kondisi di mana indera penciuman menjadi sangat tajam atau meningkat. Peningkatan kemampuan untuk mencium bau biasanya terjadi akibat suatu kondisi kesehatan, namun, beberapa orang juga bisa mengalami hal ini dengan sendirinya.
Ketika seseorang mengalami hiperosmia, ia dapat mengalami penciuman yang lebih kuat daripada orang lain. Indera penciuman yang kuat ini dapat menyebabkan seseorang dengan hiperosmia mengalami ketidaknyamanan.
Bau pemicu hiperosmia dapat bervariasi antarindividu. Namun, bau-bauan umum yang dapat memicu ketidaknyamanan pada seseorang dengan hiperosmia meliputi:
- Bau zat atau bahan kimia
- Parfum
- Produk pembersih
- Lilin beraroma
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengalami kondisi hiperosmia, yakni:
Kehamilan
Perubahan hormonal pada saat kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada indera penciuman. Menurut penelitian, mayoritas ibu hamil mengalami peningkatan indera penciuman pada trimester awal kehamilan.
Orang yang mengalami hiperosmia selama kehamilan mungkin juga akan merasa lebih mudah mual hingga muntah. Hiperosmia yang terjadi akibat kehamilan biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring berakhirnya masa kehamilan.
Gangguan autoimun
Hiperosmia adalah gejala umum dari beberapa gangguan autoimun. Ini juga dapat terjadi ketika ginjal tidak bekerja dengan benar, yang dapat menyebabkan penyakit Addison, yakni gangguan kelenjar adrenal. Lupus Eritematosus Sistemik juga bisa memengaruhi indera penciuman, terutama karena dampaknya pada sistem saraf.
Penyakit Lyme
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50 persen orang yang terjangkit penyakit Lyme mengalami hiperosmia. Cara penyakit Lyme memengaruhi sistem saraf dapat berkontribusi terhadap perubahan yang terjadi di indera penciuman.
Kurang gizi
Beberapa kondisi kekurangan nutrisi, seperti kekurangan vitamin B-12, dapat memengaruhi indera penciuman. Kekurangan vitamin B-12 yang serius dapat merusak sistem saraf.
Diabetes
Dalam kasus yang jarang terjadi, diabetes tipe-1 dapat menyebabkan hiperosmia. Ini umumnya terjadi ketika diabetes tipe-1 belum diobati atau tidak dikelola dengan baik.
(Foto: verywellhealth.com)