Gemar Makan Daging Merah, Perhatikan Kata Ahli

October 29, 2019 | Iman

Siapa yang tidak tergoda makan sushi hingga shabu-shabu. Ya, makanan enak ini banyak ditemui di berbagai restoran Jepang. Namun, selama ini daging merah dianggap sebagai penyebab masalah kesehatan kardiovaskular hingga kanker. Tetapi, sebuah penelitian terbaru justru mengatakan berbanding terbalik terhadap apa yang selama ini dikatakan.

Dilansir laman Health.com, sebuah jurnal yang diterbitkan Annals of Internal Medicine, mengatakan bahwa sebetulnya kita tidak perlu mengurangi konsumsi daging merah dan olahan. 14 peneliti dari tujuh Negara pun turun dalam penelitian ini. Dari informasi itu disimpulkan bahwa hubungan daging merah dengan penyakit masih sangat rendah.

Sayangnya beberapa ahli gizi di Amerika menentang hal ini termasuk Ketua Departemen Nutrisi di Harvard, Frank Hu. Hu  mengatakan bahwa metodologi yang digunakan kelompok itu untuk meneliti data yang dipublikasikan sebelumnya tidak sesuai untuk penelitian gizi yang sewajarnya. Ia mengatakan bahwa asupan daging merah yang tinggi sebenarnya terkait dengan risiko diabetes tipe 2, jantung, kanker, hingga kematian dini.

Dalam sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam The BMJ, para ilmuwan Harvard menghitung bahwa peningkatan total konsumsi daging merah setidaknya setengah porsi sehari (sekitar 1,5 ons) dikaitkan dengan risiko kematian 10% lebih tinggi. Mereka menyimpulkan bahwa bahkan pengurangan sederhana dalam konsumsi daging merah dapat mengakibatkan sekitar 200.000 kematian lebih sedikit per tahun di AS. Daging merah juga telah terbukti meningkatkan kolesterol LDL "buruk", dan berdampak negatif terhadap tekanan darah dan pengerasan pembuluh darah, per studi tahun 2016 dalam Journal of Internal Medicine.

Daging merah dan daging olahan juga merupakan sumber zat penyebab kanker. Faktanya, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa daging merah olahan adalah karsinogen, dengan kaitan kuat dengan kanker usus besar. Data mereka mengungkapkan bahwa setiap porsi 50 gram daging olahan setiap hari yaitu daging yang telah diasinkan, diasap, bahkan diawetkan, termasuk ham, bacon, dan sosis meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18%.

YesDok Ads

Daging merah dan olahan juga berpengaruh besar terhadap lingkungan. Penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences menyimpulkan bahwa dampak lingkungan dari produksi daging sapi akan berimbas ke depannya. Produksi daging sapi membutuhkan lebih banyak tanah dan air, dan menghasilkan lebih banyak emisi rumah kaca.

Bagaimana kita menyikapinya?

“Bijaklah dalam komsumsi daging merah dan olahan. Jika Anda benar-benar menyukai daging merah, anggap itu sebagai suguhan dan makanlah sesekali kalau bisa menguranginya sebisa mungkin,” peneliti menambahkan.

(Foto: tasteofhome)

YesDok Ads