Efektivitas Pemberian Vaksin Pneumonia Pada Anak

February 01, 2021 | Iman

Vaksin anak

Pneumonia alias radang paru-paru tercatat sebagai salah satu penyebab kematian utama pada anak balita di seluruh dunia. Pemicunya adalah bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae). 

Selain menyebabkan pneumonia, bakteri ini dapat menimbulkan penyakit seperti meningitis atau radang selaput otak dan infeksi aliran darah serta infeksi telinga. Untuk mencegah penularan penyakit berbahaya tersebut, vaksin anak telah tersedia di banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Sebuah penelitian yang terbit di The Lancet menyebutkan, secara global, episode klinis pneumonia pada anak kecil berkurang 22 persen dari 178 juta pada 2000 menjadi 138 juta pada 2015 setelah adanya vaksinasi. Bayi dan anak kecil menjadi perhatian utama karena masuk kelompok paling berisiko lantaran belum memiliki sistem imun yang matang.

Mengenali Gejala Pneumonia Pada Anak

Tanda dan gejala pneumonia berbeda-beda, tergantung usia anak dan pemicunya. Layaknya infeksi pada umumnya, gejala pneumonia anak biasanya demam. Gejala ini membuat anak berkeringat, menggigil, dan merasa tidak nyaman. Anak juga menjadi kehilangan selera makan dan lemas, kurang aktif ketimbang biasanya. Khusus pada anak bayi, kulit mereka biasanya terlihat pucat dan lebih sering menangis.

YesDok Ads

Vaksin anak untuk mencegah pneumonia ada beberapa jenis, yakni pneumococcus conjugated vaccine (PCV), haemofilus influenza tipe B (Hib), dan campak. Meski vaksin PCV tergolong baru dan lebih spesifik menyasar bakteri pneumokokus.

Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan pemberian vaksin anak PCV tiga kali plus satu kali sebagai boosting atau vaksin penguat. Pemberian pertama adalah saat anak berusia 2 bulan, lalu 4 bulan dan 6 bulan. Adapun vaksin tambahan ketika usia anak 12-15 bulan.

Vaksin anak telah terbukti menurunkan angka kematian dan infeksi di banyak negara di dunia. Karena itulah para pakar kesehatan menyarankan pemberian vaksin pneumonia untuk anak sesuai dengan jadwal. 

Bila terlambat, masih ada kesempatan melindungi anak dari pneumonia hingga usianya lima tahun. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapat informasi lebih lanjut.

(Foto : pixabay)

YesDok Ads