Diet
+1

Cokelat Bermanfaat untuk Usus, Benarkah?

September 25, 2020 | Claudia

Bubuk cokelat

Bagi Anda pencinta cokelat, maka ini bisa menjadi kabar bahagia untuk Anda. Pasalnya, cokelat tak hanya enak dimakan, namun juga bisa menyehatkan. Bahkan, cokelat disebut-sebut sangat bermanfaat bagi kesehatan usus kita, benarkah demikian?

Ada triliunan bakteri hidup di usus kita. Bakteri-bakteri ini berkontribusi pada sistem kekebalan, metabolisme, dan banyak proses lainnya yang penting dalam tubuh kita. Ketika keseimbangan mikroba di usus kita terganggu, ini bisa menimbulkan masalah serius.

Sindrom iritasi usus besar, sindrom kelelahan kronis, gangguan spektrum autisme, alergi, asma, bahkan kanker, semuanya dapat dikaitkan dengan keseimbangan mikrobiota usus yang terganggu. Pola makan yang sehat mendukung keragaman bakteri dalam usus yang bermanfaat untuk kesehatan. Lalu, apakah cokelat bisa membantu dalam hal ini?

Banyak manfaat kesehatan telah dikaitkan dengan kakao dan fungsi antioksidannya yang kuat. Beberapa manfaat dalam kakao termasuk menurunkan kolesterol, memperlambat penurunan kognitif, dan menjaga kesehatan jantung.

Tahukah Anda kalau metabolisme kakao sebagian bergantung pada bakteri yang hidup di usus kita?

Tubuh kita hanya mampu menyerap sebagian nutrisi dalam kakao. Karena itu, kita membutuhkan mikroba kecil untuk memecah molekul kompleks menjadi komponen yang lebih kecil, yang sebaliknya tidak dapat kita masukkan ke dalam tubuh kita.

Hal ini memungkinkan tubuh untuk memanfaatkan banyak molekul yang bisa membawa lebih banyak manfaat kesehatan dalam kakao. Namun tidak berhenti di situ. Mikroba usus juga mendapat manfaat dari hubungan ini, yang pada gilirannya berdampak lebih besar pada kesehatan kita.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kakao dapat meningkatkan bakteri  baik di dalam usus. Para peneliti dari Department of Food and Nutritional Sciences di University of Reading, Inggris, mengukur tingkat spesies Lactobacillus dan Bifidobacterium yang lebih tinggi pada usus para relawan yang diharuskan minum susu cokelat tinggi kakao selama 4 minggu.

Tim yang sama sebelumnya menunjukkan bahwa komponen dalam kakao dapat mengurangi pertumbuhan bakteri Clostridium histolyticum, yang biasanya terdapat di usus manusia dengan penyakit radang usus.

Bakteri baik termasuk Lactobacillus dan Bifidobacterium, pada kenyataannya, telah terlibat secara aktif mempromosikan proses anti-inflamasi di usus kita, sehingga bermanfaat menjaga kesehatan usus.

Terlepas dari kenyataan bahwa studi ilmiah ini mendukung klaim bahwa kakao dapat bermanfaat bagi mikrobioma usus kita, kakao tidak sama dengan cokelat susu yang banyak beredar di pasaran. Ekstrak kakao yang digunakan dalam penelitian tidak mengandung kadar gula dan lemak yang tinggi seperti yang ditemukan dalam cokelat batangan atau cokelat lainnya yang sering kita jumpai di supermarket.

Bubuk kakao tanpa pemanis atau cokelat hitam dengan kandungan kakao tinggi adalah alternatif yang paling mendekati kakao yang digunakan dalam penelitian ini. Jika Anda ingin mendapatkan manfaatnya, konsumsilah cokelat hitam dalam porsi sedang, yang dapat meningkatkan bakteri baik untuk usus yang sehat dan mencegah peradangan pada usus.

(Foto: z-company.nl)

YesDok Ads