Cara Tepat Tangani Aneurisma Aorta

November 14, 2020 | Iman

Aneurisma aorta

Aneurisma aorta telah menyebabkan 9.923 kematian pada tahun 2018 dan sekitar 58% kematian karena aneurisme aorta atau diseksi aorta terjadi pada pria.

Sementara NCBI (National Center for Biotechnology Information) melaporkan bahwa insidens terjadinya diseksi aorta adalah 5-30 kasus per satu juta orang, dengan rentang usia 40-70 tahun.

Aorta adalah bagian terbesar dari pembuluh darah arteri yang memanjang dari jantung hingga ke perut bawah.

Para ahli menjelaskan Robeknya aorta bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) dan tidak menimbulkan gejala. Tetapi, bila dalam dua hingga tiga jam tidak segera dioperasi, penderita akan meninggal. 

Diseksi aorta dan aneurisma aorta tidak dapat dibedakan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, sehingga pemeriksaan penunjang seperti CT scan sangat diperlukan.

Faktor penyebab diseksi aorta antara lain, riwayat keluarga, hipertensi, naiknya tekanan darah secara mendadak, riwayat aneurisme aorta, artherosklerosis ataupun kelainan genetic (sindroma Marfan).

YesDok Ads

Penyebab lainnya adalah kurangnya awarness baik dari pasien maupun masyarakat pada umumnya juga dari petugas kesehatan karena diagnosisnya tidak terlalu mudah.

Sementara itu diagnosa tidak terlalu mudah karena gejala bisa berbeda-beda, mengingat letak pembuluh darah ada di dada, perut, sehingga gejala bisa bervariasi dan diagnosis tidak terlalu mudah. 

Namun umumnya gejala adalah sakit dada, kalau robeknya pembuluh darah di belakang akan nyeri punggung. Bisa juga nyeri tiba-tiba pindah, pingsan, serangan jantung, sampai gagal ginjal.

Untuk penanganan gangguan aorta, ada beberapa cara yaitu dengan obat-obatan, endovaskular atau dengan tindakan hybrid. Dan dalam kondisi tertentu bisa saja dilakukan Operasi Bentall yang diketahui sebagai operasi tersulit di dunia dimana seluruh proses operasi memakan waktu hingga delapan jam dan Pascaoperasi, tim dokter masih harus memperhatikan pasien dengan sangat cermat. Sebab, risiko pendarahan atau stroke atau hal-hal lain akibat proses pembekuan tadi bisa muncul setelah operasi.

 

(Foto : pixabay)

YesDok Ads