Cara Agar Lansia Tetap Aktif dan Sehat

May 30, 2021 | Iman

Lansia aktif

Dalam waktu hampir lima dekade (1971-2019), populasi lansia di Indonesia meningkat hingga dua kali lipat. Sementara pada tahun 2020, berdasarkan Laporan Statistik Penduduk Lanjut Usia, terdapat 26,82 juta lansia di Indonesia atau 9,92% dari total populasi.

Usia Harapan Hidup (UHH) diperkirakan akan terus meningkat, dan menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia akan bertambah. Saat ini, kelompok usia lanjut di Indonesia telah berada di atas 7 persen dari total keseluruhan penduduk. Jika angkanya sudah mencapai 10 persen, Indonesia akan berubah menjadi negara dengan struktur penduduk tua (ageing population).

Orang dengan usia lanjut memiliki risiko berbagai ancaman penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan lainnya termasuk osteoporosis. Osteoporosis masih menjadi masalah global yang berkembang, lebih dari 10 juta orang di seluruh negeri diperkirakan menderita osteoporosis.

Lansia adalah salah satu kelompok risiko Osteoporosis karena seiring bertambahnya usia kita kehilangan lebih banyak kepadatan tulang. Jika kehilangan kepadatan tulang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan osteoporosis sehingga berisiko mengalami patah tulang.

YesDok Ads

Menurut data dari World Health Organization (WHO), 50% kejadian patah tulang disebabkan oleh osteoporosis. Patah tulang dapat menyebabkan rasa nyeri, disabilitas, deformitas hingga meningkatkan risiko kematian akibat komplikasi medis. 

Untuk itu, investasi kesehatan tulang, sendiri, dan otot agar tetap kuat merupakan tujuan yang penting dilakukan setiap orang dengan usia berapapun, untuk memastikan kesehatan secara menyeluruh di setiap tahap kehidupan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosisi antara lain, mengonsumsi kalsium yang cukupdengan takaran 1.000 miligram setiap hari untuk wanita berusia di bawah 50 tahun dan pria berusia di bawah 70 tahun, serta 1.200 miligram setiap hari untuk wanita berusia di atas 50 tahun dan pria berusia di atas 70 tahun, mendapatkan vitamin D yang cukup untuk membantu penyerapan dan pemasukan kalsium ke dalam tulang, melakukan olahraga menahan beban secara teratur (bisa dimulai dengan berjalan 15-20 menit setiap harinya), mengurangi kafein dan alkohol, berhenti merokok, serta mencukupi kebutuhan nutrisi lainnya seperti kalium, protein, dan mineral agar penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru berlangsung optimal dalam tubuh.

(Foto : pixabay)

YesDok Ads