Apakah Pelupa dan Prosopagnosia sama?

August 29, 2019 | Kaifia

Banyak dampak dari kerusakan otak, salah satunya Prosopagnosia. Penyakit akibat kerusakan yang satu ini dampaknya sungguh aneh, penderita Prosopagnosia tidak lagi bisa mengenali wajah teman, keluarga, bahkan wajahnya sendiri. 

Prosopagnosia adalah kerusakan otak akut yang menyebabkan kelainan dalam persepsi wajah dan membuat penderita mengalami kesulitan mengenali wajah termasuk wajahnya sendiri. Dr Sarah Bate dari Bournemouth University mengemukakan bahwa prosopagnosia disebabkan oleh melemahnya suatu bagian otak karena kerusakan saraf yang sangat jarang terjadi dan bisa terjadi sejak lahir atau disebut gyrus fusiform. 

Para penderita prosopagnosia biasanya berakhir menjadi orang yang terkucilkan dan merasakan kesepian, karena orang-orang disekelilingnya menganggapnya sebagai pelupa atau bahkan seorang yang tidak peduli terhadap orang lain. Padahal sebenarnya mereka sendiri menderita dengan keadaan mereka dan tak mengerti mengapa mereka begitu sulit untuk mengenali wajah seseorang.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi penderita kelainan ini adalah dengan strategi pengenalan ciri sekunder seperti pakaian, warna rambut, bentuk badan, dan suara. Walaupun demikian, penderita masih kerap mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Karena wajah berfungsi sebagai ciri yang penting untuk melakukan identifikasi dalam ingatan.

YesDok Ads

Apabila disekitar Anda yang menderita kelainan tersebut hendaknya tetaplah perlakukan mereka seperti teman sekalipun ia seringkali tidak bisa mengenali Anda. Sebaliknya, jika Anda penderita prosopagnosia, akan lebih baik Anda tidak terlalu memperlihatkan bahwa Anda tidak mengenali orang yang Anda temui, tapi cobalah cari cara unik untuk mengenali seseorang selain dari wajahnya. Mungkin dari ciri-ciri khusus atau suaranya.

Memang belum banyak terapi yang dikembangkan untuk kelainan ini, walaupun beberapa orang mencoba mengatasinya dengan strategi pengenalan terhadap beberapa ciri wajah satu per satu. Dalam strategi tersebut disertakan juga pengenalan terhadap ciri sekunder seperti pakaian, warna rambut, bentuk badan, dan suara. Walaupun demikian, penderita masih kerap mengalami kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Karena wajah berfungsi sebagai ciri yang penting untuk melakukan identifikasi dalam ingatan.

(Foto: spiritualityhealth.com)

YesDok Ads