Apa Itu Penyakit Sarkoma Kaposi? Kenali Gejala dan Penyebab Kanker Ini

January 12, 2023 | Claudia

Penyakit Sarkoma Kaposi

Penyakit sarkoma kaposi adalah suatu bentuk kanker, di mana tumor dengan pembuluh darah kecil tumbuh di bawah permukaan kulit, mulut, hidung, mata, dan anus. Tumor ini juga dapat menyebar ke paru-paru, hati, perut, usus, dan kelenjar getah bening, yakni kelenjar yang dapat membantu tubuh melawan infeksi.

Gejala sarkoma kaposi

Seseorang dapat mengalami sejumlah gejala saat mengalami sarkoma kaposi, tergantung pada bagian tubuh mana yang terdampak penyakit tersebut.

Kulit

Gejala penyakit sarkoma kaposi yang paling terlihat adalah munculnya lesi pada kulit, yakni bintik-bintik berwarna merah atau ungu pada kulit berwarna cerah, dan kebiruan, kecokelatan, atau hitam pada kulit gelap, yang tidak memiliki rasa nyeri. Bintik-bintik ini berbeda dengan memar, karena memar tidak berubah warna saat Anda menekannya. Bintik-bintik ini tidak pula gatal dan tidak mengering.

Bintik-bintik ini bisa muncul setiap minggu pada bagian kulit lainnya. Bagi sebagian orang, lesi ini dapat berubah perlahan. Bintik-bintik mungkin tumbuh menjadi benjolan, atau bergabung bersama.

Membran mukosa

Lesi penyakit sarkoma kaposi juga dapat terbentuk di dalam mulut dan tenggorokan, menyebabkan kesulitan saat makan atau menelan. Lesi juga mungkin terjadi pada mata dan di bawah kelopak mata seseorang.

Kelenjar getah bening

Saat lesi menghalangi aliran cairan limfatik di sekitar tubuh, lesi tersebut dapat menyebabkan pembengkakan parah pada lengan, kaki, wajah, atau skrotum.

Saluran pernapasan

Lesi di dalam paru-paru dapat menyebabkan batuk parah dan sesak napas.

Saluran pencernaan

Lesi di perut dan usus dapat menyebabkan perdarahan dan penyumbatan. Saat hal ini terjadi, seseorang mungkin akan mengalami:

  • Sakit perut
  • Muntah
  • Diare
  • Feses berdarah atau berwarna hitam
  • Jumlah sel darah merah rendah (anemia)

Penyebab penyakit sarkoma kaposi

Sarkoma kaposi disebabkan oleh virus herpes HHV-8, atau juga disebut virus herpes terkait sarkoma kaposi (KSHV). Virus ini menyebar terutama melalui air liur, seperti saat melakukan kontak seksual atau interaksi antara ibu dan anak.

YesDok Ads

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat membawa virus tanpa mengalami gejala apa pun. Akan tetapi, virus dapat memicu kanker pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Faktor risiko penyakit sarkoma kaposi

Pria berisiko lebih tinggi untuk mengalami sarkoma kaposi dibandingkan dengan wanita. Di antara orang-orang yang mengidap HIV, laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki lebih mungkin untuk tertular virus dan mengalami sarkoma kaposi.

Penyakit sarkoma kaposi dan HIV

Karena orang dengan HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, maka mereka lebih mungkin untuk mengalami jenis kanker tertentu, termasuk sarkoma kaposi. Sebagian besar kasus yang parah terjadi ketika seseorang mengidap AIDS, tetapi lesi kulit khas sarkoma kaposi muncul lebih awal. Ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh seseorang tidak bekerja dengan baik.

Lesi kulit cenderung memburuk bila seseorang juga memiliki jenis infeksi lain.

Pengobatan antiretroviral untuk HIV juga bermanfaat untuk mengobati sarkoma kaposi, terutama sejak dini. Obat anti-HIV telah menurunkan tingkat kasus sarkoma kaposi sebesar 80% atau 90% sejak awal 1980-an.

Pencegahan penyakit sarkoma kaposi

Tidak ada vaksin yang bisa digunakan untuk melindungi seseorang dari HHV-8. Cara terbaik agar tidak terkena sarkoma kaposi adalah dengan menghindari hal-hal yang membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena HIV, seperti melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa kondom, atau menyuntikkan narkoba dengan jarum bekas.

YesDok menyediakan dokter profesional yang memungkinkan Anda berkonsultasi dari mana saja dan kapan saja. Konsultasi keluhan mengenai masalah kesehatan Anda dengan dokter spesialis di aplikasi YesDok.

(Foto: verywellhealth.com)

YesDok Ads