Apa Itu Olahraga Crossfit?

February 19, 2020 | Claudia

Crossfit

Kepergian aktor Ashraf Sinclair, Selasa, 18 Februari 2020, kemarin memang masih mengundang banyak tanya. Pasalnya, Ashraf dikenal sebagai seorang yang rajin menjalankan gaya hidup sehat. Beberapa jam sebelum kepergiannya pun ia sempat melakukan olahraga crossfit.

Apa itu olahraga crossfit? Apakah olahraga ini aman untuk dilakukan?

Crossfit dinilai menjadi olahraga yang efektif bagi Anda yang ingin memiliki tubuh bugar dan atletis. Menurut yang dilansir dari situs Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI), crossfit merupakan program latihan yang menggabungkan dua unsur sistem aerobic dan anaerobic, juga menekankan perpaduan latihan interval intensitas tinggi, angkat beban, senam, dan lainnya dalam format serupa latihan sirkuit.

Crossfit terkenal dengan polanya yang keras dan ketat. Misalnya, dalam satu sesi latihan, seseorang akan diminta untuk melakukan 100 push-up, 100 sit-up, 100 pull-up, dan 100 squat. Latihan yang akan dilakukan pun berbeda setiap harinya. Bahkan peralatan yang digunakan untuk melakukan latihan ini juga beragam, mulai dari peralatan gym, menggunakan beban dari berat badan sendiri, tali tambang, dan bahkan ban mobil.

Gerakan-gerakan dalam olahraga crossfit biasanya bersifat fungsional, dan dilakukan dengan intensitas tinggi. Ini semua ditujukan agar seseorang yang melakukan olahraga ini dapat meningkatkan kekuatan otot, ketahanan jantung, dan fleksibilitas tubuh.

Intensitas yang tinggi dan jadwal latihan ketat, membuat crossfit dianggap sebagai metode olahraga yang paling efektif untuk Anda yang mendambakan tubuh bugar dan atletis. Sayangnya, seseorang yang menjalani olahraga ini juga rentan akan cedera.

YesDok Ads

Tempo latihan yang cepat dan tekanan yang tinggi sering membuat mereka yang menjalani crossfit terlalu memaksakan diri, padahal tubuhnya sudah kelelahan. Ini bisa menyebabkan kerusakan otot akibat melakukan olahraga intensitas tinggi yang terlalu lama.

Menurut jurnal yang diterbitkan National Strength and Conditioning Association, sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kejadian cedera pada mereka yang melakukan crossfit. Hasil penelitian melihat, bahwa sebanyak 73,5% sampel menyatakan mereka mengalami cedera saat melakukan latihan crossfit.

Cedera muskuloskeletal dan risiko rhabdomyolysis merupakan yang paling umum terjadi pada mereka yang menjalani crossfit. Cedera muskuloskeletal yang paling mendominasi adalah cedera pada bahu dan tulang belakang. Namun penelitian ini tidak menemukan adanya peserta yang mengalami kasus rhabdomyolysis.

Bagi Anda yang mendambakan tubuh bugar dan atletis, sah-sah saja jika Anda ingin menjalani olahraga crossfit. Akan tetapi, perhatikan kondisi tubuh Anda sebelum melakukan olahraga ini, untuk menghindari kemungkinan cedera.

Pahami betul penjelasan di tahap awal dari pelatih kebugaran agar Anda benar-benar bisa menghindari kemungkinan cedera. Dan jangan paksakan diri Anda, jika tubuh sudah kelelahan segera berhenti dan istirahat. Kesehatan dan keselamatan diri Anda tentu menjadi hal yang paling utama.

(Foto: wellandgood.com)

YesDok Ads