Apa Itu Gejala Detoks Gula dan Bagaimana Melawannya?

May 18, 2020 | Kaifia

Gula.

Mengurangi jumlah gula mungkin membuat atau mendorong beberapa orang untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, dengan mengurangi gula, seseorang bisa mengalami efek samping dan memicu gejala detoks gula.

Gula juga telah terbukti menyebabkan pelepasan opioid endogen di otak, yang mengarah ke demam yang serupa dengan yang dialami ketika seseorang menyuntikkan heroin. Ini membuat orang tidak lagi membutuhkan atau mengidamkan gula. 

Ketika Anda memotong gula dari diet Anda, Anda cenderung akan mengalami gejala detoks gula.

Gejala 

Gejala detoks gula termasuk

  • Mual

  • Kembung

  • Keram perut

  • Menginginkan makanan manis atau berkalori tinggi

  • Cemas dan depresi

  • Gangguan kognitif

  • Merasa sedih atau tertekan

  • Merasa kekurangan energi

  • Sakit kepala

  • Perubahan pola tidur

  • Nyeri otot

Melawan dan mengatasi gejala detoks gula

Mengonsumsi lebih banyak protein

Tahukah Anda bahwa makan makanan berprotein dapat menjaga Anda dari rasa lapar dan kadar energi yang rendah terutama apabila Anda mengalami gejala detoks gula? Protein juga bisa mengurangi godaan untuk makan permen dan jenis lainnya.

Beberapa makanan yang mengandung protein seperti ikan, ayam dan daging tanpa lemak.

Minum air yang cukup

Asupan air yang cukup serta makanan yang mengandung serat diperlukan untuk membantu menjaga tinja tetap halus dan membuatnya lancar melewati sistem pencernaan Anda.

Minum segelas air putih saja telah membantu menahan keidaman untuk makan berlebihan dan mengontrol food craving Anda.

Kelola stres

Mengelola stres Anda dengan baik membuat Anda lebih mudah untuk memotong gula dari diet Anda dan membantu menjaga food craving dalam kendali.

Tertawa atau membaca buku adalah cara sederhana untuk membantu Anda mengurangi stres.

Meningkatkan asupan serat

Mengonsumsi makanan kaya akan serat membantu Anda dalam mengontrol gula darah. Serat juga dapat membantu Anda menghindari efek samping detoks gula seperti sakit kepala.

(Foto: huffingtonpost.ca)

YesDok Ads