Alami Keputihan, Normalkah?

December 18, 2019 | Claudia

Keputihan

Ada banyak masalah yang kerap menghampiri organ intim wanita, salah satunya adalah masalah keputihan. Keluarnya keputihan dari vagina seorang wanita memang kondisi normal. Akan tetapi, ada beberapa kasus di mana keputihan sudah tak lagi bisa diabaikan dan harus segera diperiksakan, sebab keputihan juga bisa menjadi pertanda adanya suatu masalah kesehatan yang serius.

Hal ini dikeluhkan oleh Nyonya A yang mengonsultasikan masalah mengenai organ kewanitaannya melalui aplikasi YesDok. Nyonya A mengeluhkan tentang kondisi bibir vaginanya yang selalu gatal. Tak hanya itu, rasa gatal ini juga disertai dengan keputihan yang banyak, yang bahkan akan semakin bertambah saat ia beraktivitas.

Apakah keputihan yang dialami Nyonya A masih bisa dikatakan normal? Tentu saja tidak. Keputihan normal biasanya memiliki ciri-ciri:

  • Bewarna bening, putih susu, atau kuning
  • Tidak berbau
  • Tidak disertai keluhan seperti gatal, nyeri, atau sensasi terbakar
  • Biasanya keluar saat menjelang atau sesudah menstruasi, dan pada saat stres atau kelelahan

Jika keputihan yang keluar dari vagina sudah terlalu banyak seperti yang dialami oleh Nyonya A, apalagi disertai dengan tanda-tanda lainnya seperti gatal, ini kemungkinan ada suatu kondisi yang mendasari terjadiya keputihan. Ada dua jenis keputihan, yakni yang normal (fisiologis) dan yang tidak normal (patologis). Apa bedanya?

Keputihan normal (Fisiologis)

Keputihan fisiologis terdiri atas cairan berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Keputihan fisiologis biasa ditemukan pada:

  1. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari. Keputihan pada bayi baru lahir biasanya disebabkan karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
  2. Masa-masa awal seorang perempuan mendapatkan menstruasi pertamanya.
  3. Rangsangan yang dilakukan pada wanita dewasa sebelum berhubungan seksual dan saat berhubungan seksual. 
  4. Masa-masa sekitar ovulasi
  5. Wanita yang mengalami penyakit menahun, misalnya neurosis, dan pada wanita dengan erosi serviks.

Keputihan tidak normal (Patologis)

Penyebab umum dari keputihan yang tidak normal adalah infeksi. Cairan keputihan mengandung banyak leukosit dan biasanya berwarna kekuningan hingga hijau. Keputihan juga seringkali memiliki tekstur yang lebih kental dan berbau.

YesDok Ads

Ciri-ciri lain dari keputihan tidak normal yakni:

  • Keluar dalam jumlah yangbanyak
  • Keluar terus-menerus
  • Berwarna kuning, iau, abu-abu
  • Disertai keluhan seperti gatal, panas, dan nyeri
  • Berbau tak sedap seperti amis, apek, dan lain-lain

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Keputihan ini biasanya timbul akibat infeksi bakteri, virus, jamur, dan juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kemih, sehingga menimbulkan rasa perih saat si penderita buang air kecil.

Hampir semua wanita pernah mengalami keputihan patologis dalam hidupnya, minimal satu atau dua kali. Oleh karena itu, wanita perlu mengenal lebih dalam mengenai keputihan jenis ini, yakni:

  1. Anda perlu waspada jika terdapat keputihan yang cair dan berbusa, berwarna kuning, kehijauan, atau keputih-putihan, berbau busuk dengan disertai rasa gatal. Keputihan semacam ini akan memberi dampak bagi tubuh wanita, di antaranya sensasi terbakar pada vagina saat buang air kecil. Jika tidak segera ditangani, ini akan membuat vagina terus terasa sakit dan bahkan membengkak.
  2. Jika terdapat cairan keputihan yang berwarna putih seperti keju, dan berbau seperti jamur atau ragi roti, maka kondisi ini menunjukan adanya infeksi yang disebabkan jamur atau ragi pada vagina seorang wanita. Penderita yang mengalaminya juga akan merasakan efek gatal yang hebat, dan bibir vagina akan sering tampak merah terang dan terasa sangat sakit. Selain itu, penderita juga akan merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil. Pengobatan antibiotik tidak disarankan untuk menangani kondisi ini, sebab konsumsi antibiotik malah akan membuat infeksi jamur semakin parah. Penderita juga tidak diperbolehkan mengonsumsi pil KB saat mengalami kondisi ini. Segera hentikan konsumsi pil KB jika gejala-gejala di atas sudah Anda rasakan.
  3. Jika Anda mengalami cairan keputihan yang kental seperti susu dengan bau yang amis atau anyir, kemungkinan hal ini terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus. Diperlukan pemeriksaan khusus untuk membedakannya dengan infeksi bakteri Trichomonas.

Tips cegah keputihan

Jika Anda menemukan ada keputihan tidak normal yang terjadi pada diri Anda, jangan dulu panik. Lakukanlah penanganan pertama pada kondisi keputihan dengan cara:

  1. Selalu mencuci area kewanitaan dengan air bersih setelah buang air kecil, jangan hanya diseka dengan tisu. Anda juga perlu tanggap terhadap cara pembersihan yang benar. Membersihkan vagina yang benar harus dilakukan dari arah depan menuju belakang, sehingga bakteri dan kotoran yang terdapat di anus tidak terbawa dan berpindah ke vagina. Hindari pemakaian sabun pembersih vagina, karena ini justru akan mengganggu keseimbangan flora normal di vagina, yang mana akan mematikan bakteri baik yang memiliki fungsi penting untuk vagina.
  2. Jaga vagina agar tetap kering. Vagina yang lembap akan memicu jamur dan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Selalu keringkan area vagina dengan tisu atau handuk bersih setelah mencucinya dengan air. Pakailah celana dalam yang terbuat dari bahan katun, sehingga mampu menyerap keringat dengan baik. Gantilah celana dalam secara teratur untuk menjaga kebersihan di area vagina.
  3. Bila sedang mengalami keputihan atau menstruasi yang sudah tinggal sedikit, Anda boleh saja memakai panty liner. Akan tetapi, panty liner tidak dianjurkan untuk pemakaian setiap hari, sebab panty liner bisa memicu kelembapan di area vagina karena umumnya terbuat dari plastik. Pilihlah panty liner yang tidak mengandung parfum, apalagi untuk Anda yang memiliki kulit sensitif.
  4. Jangan pernah bertukar celana dalam atau handuk dengan teman atau bahkan saudara sendiri. Bertukar-tukar celana dalam bisa menularkan penyakit kelamin yang tidak diinginkan.
  5. Rambut kemaluan bisa menjadi sarang kuman apabila dibiarkan terlalu panjang. Potonglah rambut kemaluan secara berkala dengan gunting atau pisau cukur. Lakukan dengan hati-hati agar gunting atau pisau cukur tidak melukai vagina.

Sebagai langkah preventif dari penyakit kelamin yang tidak diinginkan, Anda bisa melakukan pap smear setiap 6 bulan sekali. Ini juga baik bagi Anda untuk mengetahui kesehatan sistem reproduksi Anda. Deteksi dini dari pap smear juga sangat baik untuk meningkatkan kemungkinan sembuh jika Anda memiliki penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi Anda.

Jangan segan untuk mengonsultasikan masalah yang dialami tubuh Anda pada aplikasi YesDok. Konsultasi dengan dokter-dokter yang sudah tersedia di aplikasi YesDok akan mempermudah deteksi dini, sehingga Anda bisa mendapatkan diagnosis yang tepat tanpa perlu menduga-duga apa yang terjadi pada tubuh Anda.

(Foto: celebritylasercare.ca)

YesDok Ads