Akrofobia: Ketakutan Berlebihan Seseorang Terhadap Ketinggian

August 19, 2022 | Claudia

Akrofobia

Akrofobia adalah ketakutan yang berlebihan terhadap ketinggian. Seseorang yang mengidap akrofobia bisa mengalami serangan panik saat berada di tempat tinggi, atau sekadar memikirkan ketinggian.

Akrofobia merupakan salah satu bentuk fobia yang paling umum. Sebuah studi menyatakan bahwa 1 dari 20 orang mungkin mengalami akrofobia.

Merasa tidak nyaman atau takut saat berada di ketinggian memang merupakan hal yang normal, akan tetapi, orang dengan akrofobia akan merasa sangat takut dan panik saat berada di ketinggian. Mereka bahkan bisa menolak untuk masuk ke dalam pesawat, melewati jembatan, atau sekadar naik tangga dan pergi ke balkon.

Ketakutan tak bisa dianggap sepele, karena ini bisa membatasi aktivitas dan ruang gerak seseorang.

Dikutip dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), seseorang biasanya memiliki fobia yang dapat bertahan selama 6 bulan atau lebih.

Akrofobia juga bisa menyebabkan gejala fisik saat seseorang yang mengidapnya berada di tempat yang tinggi atau sekadar memikirkan ketinggian. Beberapa gejala yang mungkin muncul yakni:

  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Berkeringat
  • Mulut kering
  • Mual

Seseorang dengan akrofobia mungkin juga akan melakukan hal-hal berikut:

  • Menghindari kegiatan atau tempat-tempat yang membuat mereka harus berada di ketinggian
  • Menghindari pembicaraan tentang ketinggian
  • Muncul kepanikan saat memikirkan dirinya harus berada di tempat yang tinggi
  • Takut terjebak di tempat yang tinggi
  • Menghindari hal-hal yang mengharuskan ia berada di ketinggian

Ada beberapa pengobatan atau terapi yang bisa membantu seseorang dengan akrofobia, yakni:

YesDok Ads

Teori paparan

Teori paparan dilakukan dengan cara memperkenalkan secara bertahap pada seseorang yang mengalami akrofobia mengenai situasi, objek, atau hal lain yang menjadi penyebab ketakutannya, sehingga membantu mereka untuk beradaptasi dengan pemicu rasa takutnya itu.

Teori perilaku kognitif

Teori perilaku kognitif melibatkan peran terapis atau psikolog, untuk memahami dan mengubah cara berpikir seseorang yang mengalami fobia, termasuk akrofobia. Terapi ini akan membuat seseorang mengidentifikasi pikiran irasional yang berkaitan dengan rasa takutnya, dan mengganti pikiran tersebut.

Hipnoterapi

Hipnoterapi dapat membantu seseorang memasuki keadaan yang relaks dan santai. Terapis akan memberikan teknik sugestif untuk membantu seseorang melupakan respons ketakutan terhadap hal-hal yang memicu fobianya muncul.

(Foto: obsev.com)

YesDok Ads