Kualitas dan Durasi Tidur yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

January 27, 2020 | Helmi

tidur

Tidur dan depresi ternyata memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Kurangnya durasi dan kualitas tidur bisa mempengaruhi kondisi mental pada diri seseorang.

Penelitian menemukan dan menekankan bahwa tidak semua orang yang sulit tidur akan mengalami depresi. Ini hanya berarti bahwa masalah yang terus berlarut-larut dapat membuat orang-orang tertentu lebih rentan terhadap kondisi kejiwaan daripada yang lain.

Berikut adalah beberapa alasan yang membuat keterkaitan antara depresi dan juga masalah kurangnya durasi dan kualitas tidur.

Kurangnya melatonin dapat menyebabkan insomnia

Tidur yang terganggu berkontribusi pada gangguan jam biologis alami tubuh, atau dikenal sebagai ritme sirkadian. Melatonin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal, yang merupakan bagian penting dari siklus. Ini mengontrol siklus tidur-bangun dengan mengurangi suhu tubuh dan detak jantung di malam hari, sehingga tubuh bisa beristirahat.

Melatonin dapat diisi dan dikonsumsi dalam bentuk suplemen. Suplemen dapat menyesuaikan kembali ritme biologis tubuh dan karenanya membantu mengatasi insomnia yang tak kunjung reda..

Studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas tidur dan tingkat kecemasan 

Insomnia dapat terdiri dari dua jenis. Mereka dapat mengalami masalah dengan tertidur atau terus tertidur tanpa gangguan. Kebanyakan orang dengan depresi menderita masalah yang terakhir.

Siklus tidur alami memiliki tiga fase - tidur ringan, tidur nyenyak dan gerakan mata cepat (REM). Semua fase dialami lima hingga enam kali selama tidur malam.

‘‘ Jika Anda sehat secara fisik, Anda dapat menggantinya dengan menggunakan hormon-hormon berlebih di siang hari. Tetapi jika Anda memiliki kecenderungan terhadap masalah psikologis, atau faktor risiko lain seperti stres di tempat kerja, efek dari kurang tidur ini dapat, dari waktu ke waktu, bertindak sebagai pemicu terhadap masalah suasana hati, '' ujar Prof. Gaby Badre, profesor ilmu saraf klinis di London Clinic.

Sementara fase dua yang melibatkan tidur lelap menyebabkan ketidakseimbangan dalam hormon stres, tidur REM membantu memproses informasi, emosi dan memori, terutama ketika Anda bangun di tengah fase ini.

Pil/obat bukan solusinya

Solusinya sebenarnya sangat banyak, tetapi meminum pil atau obat bukanlah solusi jangka panjang. Sebab, dengan menggunakan obat setiap malam, akan memberikan efek jangka panjang yang kurang baik bagi tubuh.

(Foto: Sleepability)

YesDok Ads